Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Kembangkan Wirausaha IKM
Wapres Muji-muji Warga Binaan Lapas Jadi Desainer
Rabu, 27 Maret 2019 06:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Meski tensi politik tinggi, sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) untuk warga binaan dan Lapas Pemasyarakatan terus ditingkatkan. Saat ini, binaan Lapas sudah ada yang menjadi desainer atau pengrajin. Mereka mampu membuka lapangan kerja dan produknya telah diekspor.
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengatakan, warga binaan mempuyai potensi untuk menapaki masa depannya, setelah masa hukumannya. Mereka memiliki keterampilan dalam menghasilkan salah satu produk. JK yakin, produk yang dihasil kan mampu kompetitif karena banyak yang kreatif.
“Waktu saya kecil, keset kaki dari kelapa dikenal produksi dari lapas. Sekarang sudah berbagai produk yang dihasilkan dan bermanfaat. Ini menunjukkan adanya produktivitas yang berkualitas dan berkelas,” kata JK pada pembukaan Pameran Produk Unggulan Narapidana 2019 di Jakarta, kemarin.
Baca juga : Pemerintah Dorong Warga Binaan Jadi Wirausaha
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan, saat ini, Lapas sedang melakukan revitalisasi melalui penataan terhadap penyelenggaraan pemasyarakatan terutama pada kegiatan pembinaan kemandirian yang lebih produktif. “Program ini diharapkan dapat mengubah paradigma masyarakat terhadap kinerja pemasyarakatan. Saat ini, ada lebih 256 ribu warga binaan pemasyarakatan,” paparnya.
Untuk itu, kata Yasonna diperlukan langkah sinergi banyak pihak dalam menyediakan fasilitas dan pelaksanaan program yang strategis. Sementara Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, kegiatan ini untuk memberikan ruang terhadap warga binaan itu agar mereka memiliki karir secara mandiri setelah menjalani masa tahanan.
Menurutnya, beberapa “lulusan” lapas yang sudah mendapatkan pembinaan, ada yang menjadi desainer atau pengrajin. Bahkan, mereka mampu membuka lapangan kerja dan produk yang dihasilkannya telah diekspor. “Pembinaan sangat diperlukan. Dengan bantuan peralatan dan desain serta kemudahan bahan baku dan akses pasar, diyakini akan memacu daya saing produk yang diciptakan. Sarung tangan yang sudah diekspor, misalnya,” kata Airlangga.
Baca juga : Korban Tewas 40 Orang, PM Selandia Sebut Pelaku Teroris
Menperin menyebutkan, beberapa lulusan lapas yang sudah mendapatkan pembinaan, ada yang menjadi desainer atau pengrajin. Bahkan, mereka mampu membuka lapangan kerja dan produk yang dihasilkannya telah diekspor. “Dengan bantuan peralatan dan desain serta kemudahan bahan baku dan akses pasar, diyakini akan memacu daya saing produk yang diciptakan. Contohnya, produk kerajinan dan sarung tangan yang sudah diekspor,” paparnya.
Karena itu, pemerintah terus berupaya memberikan citra positif terhadap pembinaan narapidana di lapas, sehingga masyarakat di luar dapat melihat secara nyata bahwa lapas bukanlah lembaga yang membelenggu kreativitas para narapidana. Menurutnya, lapas berperan aktif dalam membangun karakter sekaligus meningkatkan ke terampilan napi sehingga mereka memiliki bekal yang baru di tengah masyarakat, misalnya sebagai wirausaha. “Indonesia membutuhkan sedikitnya 4 juta wirausaha baru untuk turut mendorong pengua tan struktur ekonomi,” ujarnya.
Sebab, saat ini rasio wirausaha di dalam negeri masih sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk. Meskipun rasio wirausaha di Indonesia sudah melampaui standar internasional, yakni sebesar 2 persen, Indonesa perlu menggenjot lagi untuk mengejar capaian negara tetangga. Apabila dihitung populasi penduduk Indonesia 260 juta jiwa, jumlah wirausaha nasional mencapai 8.06 juta jiwa. [QAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya