Dark/Light Mode

Menaker: Perlu Perubahan Ekosistem Ketenagakerjaan

Rabu, 3 April 2019 08:57 WIB
Wapres Jusuf Kalla (kanan) didampingi Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri (kedua kanan) saat membuka acara dialog interaktif di Acara Rakerkonas di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (2/4). (Foto: Istimewa).
Wapres Jusuf Kalla (kanan) didampingi Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri (kedua kanan) saat membuka acara dialog interaktif di Acara Rakerkonas di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (2/4). (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri mengatakan salah satu problem utama dalam dunia ketenagakerjaan yakni ekosistem ketenagakerjaan yang kaku.

Hal ini diperlukan transformasi reformasi ketenagakerjaan di masa depan dari sebuah ekosistem ketenagakerjaan yang kaku itu menjadi ekosistem yang fleksibel.

"Ekosistem fleksibel sangat diperlukan karena dunia industri sudah semakin fleksibel," kata Hanif Dhakiri di acara dialog interaktif Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) Apindo Ke-29 bertema 'Meningkatkan Daya Saing melalui Reformasi Ketenagakerjaan dan Output Produksi Nasional' di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (2/4).

Baca juga : Pengelolaan Duit Desa Dikawal Kejaksaan

Rakerkornas Apindo Ke -29 (1-3 April 2019) yang dibuka oleh Wapres RI HM Jusuf Kalla dihadiri Kepala Staf Ahli Wapres Sofyan Wanandi selaku Ketua Dewan Pertimbangan Apindo, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto, Gubernur Kepri Nurdin Basirun Ketum Apindo Hariyadi B Sukamdani dan Ketua Apindo Kepulauan Riau, Cahya.

Menteri Hanif Dhakiri meminta Apindo untuk memberikan berbagai masukan untuk memastikan agar ekosistem ketenagakerjaan lebih fleksibel.

"Kita perlu masukan dari Apindo dan kalangan serikat pekerja untuk memastikan agar ekosistemnya bisa menjadi lebih fleksibel," katanya.

Baca juga : Rawan Narkoba, Daerah Perbatasan di Kalbar

Didampingi Dirjen Binalattas Bambang Satrio Lelono, Hanif Dhakiri menjelaskan kakunya ekosistem ketenagakerjaan akhirnya membuat pertumbuhan investasi tidak sesuai harapan.

"Investasi selama ini cenderung padat modal. Padahal kita butuh investasi padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja dan pengangguran," ujarnya.

Hanif Dhakiri meyakini ekosistem ketenagakerjaan diperbaiki dan direformasi, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sekarang yakni 5 persen. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.