Dark/Light Mode

Dalam Suasana Libur Lebaran, Hindari Silaturahmi Fisik

Kamis, 13 Mei 2021 23:55 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito. (Foto: Youtube BNPB)
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito. (Foto: Youtube BNPB)

RM.id  Rakyat Merdeka - Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 mengingatkan seluruh masyarakat untuk tidak melakukan silaturahmi fisik dalam suasana Idul Fitri tahun ini.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menilai, silaturahmi fisik berpotensi menularkan virus Corona. Dalam bersilaturahmi, masyarakat sering kali tak bisa menghindari ajakan untuk berjabat tangan.

"Itu bersentuhan fisik, sangat memungkinkan menularkan virus Covid-19," ujar Wiku dalam keterangan pers, dikutip Kamis (13/5).

Sekalipun di wilayah yang dianggap sedikit kasus atau tidak ada kasus penularan, seluruh masyarakat tetap diminta waspada penularan virus. Apalagi masih banyak orang tanpa gejala (OTG) yang bisa saja menularkan kepada para lansia yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan.

Baca juga : Lima Tips Tampil Menawan Saat Lebaran Virtual

"Sebetulnya tatap muka di zona hijau dan kuning memang diizinkan tetapi kami tetap meminta masyarakat untuk meminimalisir interaksi fisik dengan orang lain. Baiknya menghindari atau mengurangi aktivitas fisik dengan orang," imbaunya. 

Wiku menegaskan, silaturahmi juga akan memicu kerumunan. Karena itu, sekalipun di zona yang kasus Covidnya hampir tidak ada, legiatan itu tetap dilarang. wiku menyarankan untuk melakukan silaturahmi virtual melalui video call atau conference.

"Ingatlah silaturahmi fisik sangat berpotensi menjadi awal penularan Covid-19. Aktivitas kontak fisik sulit dapat dihindari terutama dengan sanak saudara," tutur Wiku. 

Dia mendorong peran posko-posko kelurahan dan desa untuk lebih gencar untuk memberikan edukasi. Jangan sampai kerumunan dibiarkan saja karena akan membahayakan mereka kedepannya.

Baca juga : Jelang Lebaran, Pengawasan Prokes Pulau Pramuka Diperketat

"Diharapkan Satgas bisa lebih aktif berpartisipasi dalam mengawasi kedisiplinan masyarakat selama masa masa liburan ini," pesan dia.

Sementara fasilitas umum di zona kuning dan hijau, termasuk area wisata, tetap diperbolehkan untuk dibuka. Meski demikian Satgas meminta penyelenggara fasilitas umum untuk sangat memperhatikan protokol kesehatan dengan segala turunannya.

"Seperti kapasitas dan jam operasional yang berlaku harus ada pembatasan jumlah pengunjung dan penerapan protokol kesehatan harus sangat ketat," jelas Wiku.

Dia berpesan jangan sampai kelalaian penyelenggara tempat wisata malah melahirkan klaster baru. "Jangan sampai memicu terjadinya penularan Covid-19 dalam jumlah masif," tegasnya.

Baca juga : Jelang Lebaran, Pertamina Tambah Pasokan LPG 3 Persen

Dia mengakui, kebijakan iberlakukan bagi daerah zona kuning dan hijau terlihat sedikit lebih ringan ketimbang zona merah dan oranye. Akan tetapi pada prinsipnya silaturahmi fisik pada zona ini tetap dilarang.

"Bagi kepala daerah kami imbau untuk bertanggung jawab mengawasi perayaan idul Fitri di daerahnya masing-masing," wanti-wanti Wiku.

Dia mengingatkan, jangan sampai terlena dengan penurunan kasus Covid-19 saat ini. Hal itu bisa menurunkan kewaspadaan terhadap Covid-19.

"Juga dengan masyarakat di daerah dalam zona kuning dan hijau itu tetap berpotensi berubah menjadi zona berbahaya. Jangan akibat lengah terhadap prokes zona yang sudah 0 kasus menjadi zona merah. Jangan sampai ini terjadi," tandasnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.