Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Ditanya Jokowi Saat Ketemu 4 Mata
Luhut Kasih Jawaban Apa Adanya
Selasa, 24 Agustus 2021 08:32 WIB
Sebelumnya
Jawaban apa adanya Luhut di hadapan Jokowi ini diapresiasi pengamat pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa. Menurutnya, proyek food estate memang gagal. "Itu pernyataan jujur,” katanya, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Menurut riset yang dilakukannya bersama tim Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) di Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah, empat pilar proyek food estate tak terpenuhi. "Ini kan proyek lama, dibuka lagi di 2020. Kalau mengulang hal dan pola sama, maka jawaban sekarang sama, gagal," terangnya.
Baca juga : Hari Ini, Jokowi Sampaikan Pidato Kenegaraan Di Gedung Nusantara
Apa empat pilar itu? Pertama, kelayakan tanah dan agro klimaks. Apakah wilayah setempat cocok dengan tanaman yang akan dibudidayakan. Kalau agro tanah bisa diperbaiki, sejauh mana pemerintah bisa lakukan. "Sedangkan agro klimaks kemurahan alam saja. Kita tidak bisa berbuat banyak," ujarnya.
Kedua, infrastruktur. Infrastruktur pangan terbagi dua: jaringan irigasi jalan usaha tani. Irigasi untuk pertanian, jalan untuk menjual hasil panen. Ketiga, teknologi dan budidaya. Keempat, sosial ekonomi. Misalnya, terkait kepemilikan tanah dan ketersedian petani.
Baca juga : Mahfud MD: Luruskan Hoaks, Tenangkan Masyarakat
Menurut dia, andai pun empat pilar itu terpenuhi, namun dampak ekonominya tidak terasa, maka sama saja proyek food estate gagal. "Kalau produktivitasnya kurang dari 4 ton per hektar, pasti gagal," ucapnya.
Dari Senayan, Anggota Komisi IV DPR, Bambang Purwanto mengaku, pihaknya telah memperingatkan pemerintah untuk mempertimbangkan pembangunan proyek food estate. Sebab, lokasinya berada di dataran tinggi, bukan milik masyarakat, dan rumah petani dengan target, berjauhan.
Baca juga : Mega: Saya Nggak Sabaran
Anggota Komisi IV DPR, Daniel Johan membenarkan, sejak awal pihaknya selalu mengkritisi kebijakan pengembangan food estate. Bahkan, dia meminta semua proyek food estate dievaluasi. "Kalau memang tidak menguntungkan, lebih baik distop. Rugi negara mengeluarkan anggaran triliunan, tetapi hasilnya tidak jelas," ucap politisi PKB itu. [UMM]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya