Dark/Light Mode

Aplikasi Peduli Lindungi Diperbarui

OTG Yang Berkeliaran Di Ruang Publik, Bisa Langsung Dikarantina

Senin, 30 Agustus 2021 22:19 WIB
Meko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi virtual soal PPKM, Senin (30/8). (Foto: YouTube)
Meko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi virtual soal PPKM, Senin (30/8). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah akan melakukan perubahan kategori warna pada aplikasi Peduli Lindungi, yang selama ini digunakan dalam upaya pelacakan untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

Menko Kemaritiman/Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, aplikasi tersebut akan menambahkan kategori warna hitam, bagi orang yang teridentifikasi positif Covid atau kontak erat.

Baca juga : Aplikasi PeduliLindungi Dikeluhkan, Sudah Vaksin Tak Kunjung Dapat Sertifikat

"Sehingga, pemerintah bisa lebih cepat dalam melakukan pencegahan terhadap penyebaran kasus. Jika orang-orang ini masih memaksa melakukan aktivitas di ruang publik, maka mereka akan langsung dievakuasi untuk isolasi atau karantina," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Senin (30/8).

Per 29 Agustus kemarin, total masyarakat yang melakukan skrining dengan menggunakan Peduli Lindungi di beberapa sektor publik seperti pusat perbelanjaan, industri, olahraga dan lainnya telah mencapai 13,6 juta orang.

Baca juga : Dashboard Vaksinasi Diperbaiki, Stok Vaksin Kini Bisa Terpantau Online

Dari total 13,6 juta orang tersebut, terdapat 462 ribu orang yang masuk kategori merah, tidak diperkenankan masuk/melakukan aktivitas oleh sistem.

"Penggunaan platform Peduli Lindungi nantinya akan terus digunakan, diluaskan hingga diwajibkan di hampir seluruh akses publik yang dilakukan penyesuaian, tanpa terkecuali. Tanpa disadari, pandemi Covid-19 akan mengubah gaya hidup kita dengan berbasis platform digital," tutur Luhut.

Baca juga : Lewat Aplikasi PeduliLindungi, Pemerintah Genjot Pelacakan Digital Covid-19

"Penerapan protokol kesehatan yang disiplin dengan berbasis digital platform Peduli Lindungi menjadi kunci, jika kita tidak ingin mengulang kembali masa-masa sulit di awal Juli lalu. Ketika kenaikan kasus naik begitu tinggi, kapasitas sistem kesehatan berada di ambang batas, dan kita harus menerapkan kebijakan PPKM darurat yang memiliki dampak ekonomi yang besar," pungkasnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.