Dark/Light Mode

AI Cerdas Tapi Bisa Bias, Waspada Bahaya Algoritma!

Sabtu, 29 Juni 2024 14:37 WIB
Ilustrasi Artificial Intelligence. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi Artificial Intelligence. (Foto: Istimewa)

Semuanya tampaknya menjadi lebih mudah dengan adanya adopsi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Dari proses seleksi lamaran kerja yang sangat cepat hingga rekomendasi film yang seolah-olah "mengerti" preferensi kita. Tapi, pernahkah terbersit di pikiran Anda, bahwa di balik kecerdasannya, AI bisa terjebak bias?

Bahaya Tersembunyi: Bias Algoritma

Baca juga : Swiss Vs Italia, Alarm Waspada Buat Gli Azzurri

Bias algoritma terjadi ketika sistem AI dilatih dengan data yang mengandung prasangka atau stereotip. Data ini bisa saja tidak disadari biasnya, atau memang sengaja dipilih berdasarkan asumsi yang keliru. Akibatnya, AI bisa "belajar" bias tersebut dan menghasilkan keputusan yang diskriminatif dan tidak adil. Ini adalah bahaya tersembunyi yang perlu kita waspadai!

Mari ambil contoh proses rekrutmen. Perusahaan mungkin menggunakan AI untuk menyaring kandidat kerja berdasarkan CV yang mereka submit. Namun, AI cenderung memilih kandidat laki-laki jika data yang digunakan untuk melatih AI didominasi oleh CV laki-laki. Padahal, keahlian lah yang seharusnya menjadi penentu, bukan jenis kelamin. Ini hanya satu contoh, bahaya bias algoritma bisa terjadi di berbagai bidang.

  • Peradilan pidana: Algoritma yang memprediksi risiko residivisme bisa secara tidak adil menargetkan kelompok minoritas.
  • Perawatan kesehatan: Sistem AI untuk diagnosis penyakit bisa kurang akurat untuk pasien dari kelompok etnis tertentu.
  • Pemberian kredit: AI dalam menilai kelayakan kredit dapat mendiskriminasi individu dengan riwayat pekerjaan tidak tetap atau tinggal di daerah terpencil.

Baca juga : Perluas Bisnis Kargo, Garuda Gandeng Aprindo

Dampak bias algoritma tidak hanya merugikan individu, tetapi juga bisa menimbulkan ketidakpercayaan terhadap teknologi AI secara keseluruhan.

Menuju AI yang Adil dan Bertanggung Jawab

Baca juga : Awas Bahaya Infobesitas!

Mengatasi bias algoritma membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.

  • Perusahaan teknologi: Para pengembang AI perlu berkomitmen untuk membangun sistem yang menggunakan data lebih beragam dan inklusif. Hal ini dapat mereka capai dengan berupaya mengumpulkan data dari berbagai sumber dan melakukan audit berkala untuk mendeteksi potensi bias..
  • Pemerintah: Kita sangat membutuhkan regulasi yang mendorong pengembangan AI yang adil dan transparan. Misalnya, perusahaan teknologi diwajibkan untuk mengungkap sumber data dan membangun metode untuk mencegah keputusan yang tidak adil.
  • Masyarakat: Kita perlu meningkatkan literasi digital agar memahami cara kerja AI dan mempertanyakan keputusannya. Jika kita mencurigai adanya bias, jangan ragu untuk melaporkan kepada pihak terkait.

Dengan kewaspadaan dan langkah nyata dari semua pihak, kita bisa memastikan AI tidak menjadi alat diskriminasi. Mari kawal agar AI tetap cerdas dan bermanfaat untuk semua orang!

Yufida Ramadhani
Yufida Ramadhani
Mahasiswi

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.