Dark/Light Mode

Pidato Di KTT China-ASEAN

Xi Jinping Janji Jadi Tetangga Yang Baik

Selasa, 23 November 2021 06:30 WIB
Para pemimpin ASEAN dan China dalam Konferensi Tingkat Tinggi virtual pada Senin, 22 November 2021. (Foto: /Xinhua).
Para pemimpin ASEAN dan China dalam Konferensi Tingkat Tinggi virtual pada Senin, 22 November 2021. (Foto: /Xinhua).

RM.id  Rakyat Merdeka - Meskipun sering unjuk kekuatan militer di Laut China Selatan (LCS), Presiden China Xi Jinping berjanji tidak akan menguasai negara tetangga. Ditegaskannya, Beijing selalu berusaha menjadi teman yang baik.

Tindak tanduk China di LCS, kerap bikin negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ASEAN) meradang. China dianggap sering unjuk kekuatan, petantang petenteng seperti jagoan.Demi menegaskan klaim sepihak mereka atas wilayah itu.

Baca juga : Lai Shevon Jemie, Resmi Jadian Di Bali

Seperti diketahui, klaim teritorial Beijing atas laut berbenturan dengan klaim beberapa negara Asia Tenggara. Hal itu telah menimbulkan kekhawatiran dari Amerika Serikat (AS) hingga Jepang.

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) China-ASEAN yang ke 30, kemarin, Presiden China Xi Jinping menjamin, Beijing tidak akan mengganggu tetangga-tetangga regionalnya. Katanya, China tidak akan pernah mencari hegemoni maupun memaksa negara-negara kecil.

Baca juga : Jinping Dan Putin Digibahin Biden

“China dulu, sekarang, akan selalu menjadi tetangga yang baik, teman baik, dan mitra baik ASEAN dan tidak akan campur tangan,” kata Xi di KTT yang digagas Beijing itu, dilansir Reuters.

Penegasan kedaulatan atas LCS telah membuat China bersitegang dengan beberapa anggota ASEAN. Yaitu Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Bahkan, hanya tiga hari menjelang KTT, Filipina memprotes tindakan tiga kapal penjaga pantai China.

Baca juga : Airlangga Janji Tetap Setia Pada Jokowi

Awal pekan lalu, dua kapal pemasok makanan untuk tentara Filipina ditembak menggunakan meriam air oleh tiga kapal penjaga pantai China di wilayah Ren’ai Jiao di LCS. Filipina menyebut wilayah itu dengan nama Kulumpol ng Ayungin, daerah di Kepulauan Spratly di LCS.

Di KTT itu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan, pihaknya tidak suka dengan ketegangan di LCS. Menurutnya, aturan hukum adalah satu-satunya jalan keluar dari perselisihan tersebut. Dia merujuk pada putusan arbitrase internasional 2016. Duterte menilai, klaim maritim China atas laut di wilayah itu tidak memiliki dasar hukum.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.