Dark/Light Mode

Pidato Di UI, Blinken Sindir Sifat Bully China

Selasa, 14 Desember 2021 14:47 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Antony Blinken memberikan pidato umum di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (14/12). (Foto: Ist)
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Antony Blinken memberikan pidato umum di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (14/12). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Antony Blinken menyindir sifat China yang suka mengintimidasi negara lain saat berpidato di Universitas Indonesia pada Selasa (14/12) pagi.

Dia menyebut gaya China yang agresif dan terkesan menekan negara di sekitarnya membuat kawasan di sekitar tidak damai.

"Itulah mengapa ada begitu banyak kekhawatiran di kawasan Timur Laut hingga Asia Tenggara dan dari Sungai Mekong hingga Kepulauan Pasifik," kata Blinken dalam pidatonya merujuk pada sikap China yang suka nge-bully.

Baca juga : Geblek, Pria Italia Pakai Lengan Silikon Demi Sertifikat Vaksin

"Agresivitas Beijing yang kerap mengklaim perairan terbuka sebagai miliknya, menerapkan subsidi demi mengamankan persaingan di pasar terbuka, mencabut kesepakatan dengan negara lain yang tak sepaham, hingga mendukung aktivitas penangkapan ilegal," paparnya.

Maka dari itu, Blinken menegaskan bahwa tujuan kunjungannya ke Asia Tenggara ini adalah demi memperkuat kerja sama aliansi dan kemitraan dengan negara-negara di kawasan agar mempertahankan tatanan berbasis aturan internasional.

Menurutnya, negara-negara harus memiliki hak untuk memilih jalan mereka sendiri. "Banyak negara di kawasan ini menginginkan perilaku China berubah, begitu pula kami, yang menginginkan hal serupa," ungkap Blinken.

Baca juga : Hari Kedua Di Bali, Jokowi Akan Hadiri Sejumlah Acara

Dalam kesempatan itu, Blinken juga menegaskan tekad Washington untuk selalu memastikan klaim China di Laut China Selatan tidak berlaku dengan menjaga prinsip kebebasan bernavigasi di perairan penuh sengketa itu. Blinken juga menegaskan komitmen AS dalam memajukan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Dia mengatakan, setiap orang memiliki andil dalam menjaga agar kawasan Indo-Pasifik bebas dari paksaan dan intimidasi. Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya persaingan dan ketegangan AS dan China dalam memperebutkan pengaruh dan kepentingan Indo-Pasifik.

Hubungan kedua negara berada di titik terendah sejak pemerintahan Donald Trump, dilatarbelakangi isu perdagangan, pelanggaran HAM dan Xinjiang, Taiwan, Hong Kong, Covid-19, serta yang paling panas Laut China Selatan.

Baca juga : Askrindo Salurkan Bantuan Mobil Pintar

"Biar saya perjelas, tujuan mempertahankan tatanan berbasis aturan bukanlah untuk menjatuhkan negara mana pun. Sebaliknya, ini untuk melindungi hak semua negara untuk memilih jalan mereka sendiri, bebas dari paksaan dan intimidasi," tuturnya.

AS akan memperkuat kemampuan pertahanan dan intelijen di kawasan dengan para sekutunya serta mempertahankan internet yang terbuka dan aman. Dia melajutkan, tindakan agresif China di Laut China Selatan mengancam lebih dari 3 triliun dolar AS perdagangan setiap tahun serta negara-negara di kawasan.

Bagaimanapun, lanjut dia, ini bukan tentang kontes AS-sentris atau China-sentris. China menolak sikap AS sebagai campur tangan dari kekuatan luar yang dapat mengancam stabilitas Asia. Lawatan Blinken ke Indonesia, Malaysia, dan Thailand ini dilakukan saat pengaruh dan agresivitas China di Asia Tenggara terus menguat. Blinken pun menjadi menteri pertama kabinet Presiden Joe Biden yang mengunjungi Indonesia. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.