Dark/Light Mode

100 Orang Tewas Dan 8 Ribu Orang Ditangkap Di Kazakhstan

Perintah Tembak Mati Di Tempat Dihujat AS

Selasa, 11 Januari 2022 06:30 WIB
Polisi anti huru hara menghadang demonstran selama protes di Almaty, Kazakhstan, Rabu (5/2/2022). (Foto: AP Photo/Vladimir Tret yakov).
Polisi anti huru hara menghadang demonstran selama protes di Almaty, Kazakhstan, Rabu (5/2/2022). (Foto: AP Photo/Vladimir Tret yakov).

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah berhati-hari digoyang kerusuhan terburuk yang menewaskan lebih dari 100 orang, aparat keamanan di Kazakhstan menangkap dan menahan hampir 8.000 orang.

Kementerian Dalam Negeri menyatakan, kerugian properti mencapai sekitar 175 juta Euro (Rp 2,8 triliun). Lebih dari 100 tempat bisnis dan bank telah diserang dan dijarah, serta lebih dari 400 kendaraan hancur. “Hingga 10 Januari, 7.939 orang telah ditahan,” kata Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan, seperti diberitakan kantor berita AFP, kemarin.

Baca juga : Status Darurat 5-19 Januari, 140 WNI Di Kazakhstan Dan 3 Di Tajikistan Aman

Kementerian menambahkan, beberapa unit dinas keamanan telah terlibat dalam penahanan tersebut. Komite Keamanan Nasional menambahkan, fasilitas Pemerintah dan militer, sepenuhnya berada di bawah kendali dinas keamanan. “Area di mana gerilyawan dan perusuh mungkin bersembunyi sedang dibersihkan. Bukti kegiatan kriminal sedang di-kumpulkan dan dicatat,” bunyi pernyataan itu.

Kerusuhan terburuk dalam sejarah Kazakhstan tersebut dipicu oleh naiknya harga bahan bakar gas elpiji. Kerusuhan menyebar dengan cepat ke kota-kota besar, termasuk Almaty.

Baca juga : Nataru, Pemerintah Terapkan Ganjil Genap Di Tempat Wisata Prioritas

Namun kini, situasi mulai relatif tenang. Polisi terdengar sesekali melepaskan tembakan ke udara, untuk menghentikan orang-orang yang mendekati alun-alun pusat kota.

Aparat lantas berupaya menertibkan massa dengan menembakkan gas air mata dan melemparkan granat kejut ke arah demonstran. Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev bahkan memberi izin kepada polisi anti huru hara untuk menembak di tempat para perusuh.

Baca juga : Pemerintah Tak Larang Mudik Tapi Sebaiknya Di Rumah Saja

Perintah tembak mati terhadap para demonstran itu, langsung dikritik Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken. Dia menuding, langkah itu dapat kembali mengobarkan kerusuhan di Kazakhstan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.