Dark/Light Mode

Kembangkan Laboratorium Hidup Sungai Citarum

Peneliti UI Terima Hibah Rp 1,8 Miliar Dari Australia

Selasa, 1 Februari 2022 19:30 WIB
Indahnya suasanya Titik 0 (Nol) KM Sungai Citarum, Bandung, Jawa Barat. (Foto Citarumharum)
Indahnya suasanya Titik 0 (Nol) KM Sungai Citarum, Bandung, Jawa Barat. (Foto Citarumharum)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dua peneliti Universitas Indonesia (UI) Dwinanti Rika Marthanty dari Fakultas Teknik (FTUI) dan Reni Suwarso dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP UI) menerima dana hibah Rp 1,8 miliar rupiah (180.000 dolar Australia) dari Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia. 

Sejumlah dana tersebut sebagai bagian dari Program Citarum untuk mengatasi polusi berat di Sungai Citarum, Jawa Barat. Hibah ini diberikan melalui Program Study Melbourne Research Partnerships, yang disalurkan melalui veski.

Baca juga : KPK Tetapkan Bupati Hulu Sungai Utara Tersangka Suap Dan Gratifikasi

“Sebagaimana kita ketahui, Sungai Citarum, Jawa Barat merupakah sungai paling tercemar di dunia. Hibah yang kami terima ini memungkinkan Program Citarum untuk mengubah air limbah dan limbah padat menjadi sumber daya baru. Dengan menggabungkan teknologi inovatif dengan model bisnis, institusi, dan perilaku baru untuk mengatasi pencemaran sungai,” kata Dwinanti.

“Program ini juga bertujuan untuk menciptakan Kerangka Transformasi Sungai (RTF) melalui penggabungan prinsip-prinsip desain perkotaan dengan wawasan dari transisi keberlanjutan perkotaan dan ekonomi sirkular," imbuhnya. 

Baca juga : Kembangkan Startup Digital, Kominfo Siap Fasilitasi Sinergitas Ekosistem

Program Citarum juga akan mengembangkan tempat percontohan laboratorium hidup di Sungai Citarum dan akan berkolaborasi dengan pemerintah, penduduk sekitar, dan para pelaku industri pertanian. Kolaborasi untuk mencari solusi yang dapat dijalankan secara terdesentralisasi, dan akan dimiliki, dikelola, dan dioperasikan masyarakat.

Direktur Proyek dan Direktur Informal Cities Lab, Monash University, Profesor Diego Ramirez-Lovering menyatakan, laboratorium hidup di cekungan sungai Citarum adalah bentuk inisiatif penelitian berbasis tempat. 

Baca juga : Panglima TNI Hadi Terima Tanda Penghormatan Dari Australia

"Kami berkolaborasi dengan mitra kami dan desa-desa setempat untuk bersama-sama merancang model perkotaan terpadu yang mengatasi pencemaran sungai," terangnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.