Dark/Light Mode

Apotek Kehabisan Stok Obat

Demi Air Bersih, Warga Mariupol Ukraina Ngumpulin Salju Dan Air Hujan

Sabtu, 5 Maret 2022 22:27 WIB
Warga Ukraina mengungsi di perbatasan Polandia. (Foto: MSF)
Warga Ukraina mengungsi di perbatasan Polandia. (Foto: MSF)

RM.id  Rakyat Merdeka - Staf Dokter Lintas Batas (MSF) melaporkan kondisi memprihatinkan di Mariupol, Ukraina, Sabtu (5/3).

"Situasinya sama seperti beberapa hari lalu. Malam ini, suara tembakan terdengar makin keras. Makin terasa dekat. Kami terpaksa mengumpulkan salju dan air hujan, untuk mendapatkan air bersih. Kami berupaya memperoleh pasokan air bersih. Tapi, antreannya sangat panjang. Kami juga ingin mendapatkan roti gratis. Tapi sayang, jadwal dan tempat distribusinya tidak jelas," demikian pernyataan MSF yang dirilis Sabtu (5/3), seperti dikutip CNN.

MSF juga menerima laporan, banyak toko kelontong luluh-lantak oleh serangan rudal. Barang-barang yang bisa diselamatkan, dipulung oleh orang-orang yang sangat membutuhkan.

Baca juga : Warga Muara Angke Mau Mandi Aja Nunggu Hujan

Hingga saat ini, kota masih belum teraliri listrik dan air. Jaringan seluler pun belum beroperasi. Belum ada yang mendengar tentang evakuasi. Apotek kehabisan stok obat-obatan.

"Saat ini, warga terjebak di Mariupol. Perang datang secara tiba-tiba. Banyak yang tak bisa melarikan diri," imbuh MSF.

Terkait hal tersebut, Direktur Operasional MSF Christine Jamet mendesak kehadiran jalur evakuasi yang aman, untuk membantu warga sipil - termasuk para staf MSF dan keluarga mereka - melarikan diri dari Mariupol.

Baca juga : Duit Untuk Azis Syamsuddin Dikumpulkan Dari Ijon Proyek

"Warga sipil tak boleh terjebak dalam zona perang," cetusnya.

Evakuasi Di Volnovakha

Seperti dikutip BBC, pihak berwenang Ukraina melaporkan, total orang yang berhasil dievakuasi dari Volnovakha dan pemukiman terdekat selama gencatan senjata yang berlangsung singkat hari ini, hanya mencapai angka 400.

Baca juga : Pangdam Udayana Bangun Pompa Hidram Di Tabanan

Jauh dari rencana semula, yang menargetkan evakuasi 15 ribu warga sipil dari wilayah tersebut.

"Meskipun kami memiliki niat dan transportasi yang diperlukan untuk mengevakuasi lebih banyak orang, kami harus menghentikan pergerakan kolom. Karena sekali lagi, Rusia mulai menembaki Volnovakha tanpa ampun. Sangat berbahaya, jika kami tetap bergerak," kata Gubernur Regional Pavlo Kyrylenko. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.