Dark/Light Mode

Kehidupan Warganya Makin Sulit

Shanghai Lockdown Lagi

Selasa, 29 Maret 2022 06:20 WIB
Polisi mengenakan baju pelindung berjaga di pos pemeriksaan Covid di wilayah Pudong, Shanghai. (Foto: REUTERS/ALY SONG).
Polisi mengenakan baju pelindung berjaga di pos pemeriksaan Covid di wilayah Pudong, Shanghai. (Foto: REUTERS/ALY SONG).

 Sebelumnya 
Di saat sejumlah negara mulai melonggarkan pembatasan, dan belajar hidup dengan Covid, China tetap memakai strategi lama. Tidak ada toleransi terhadap Covid. Mereka menganggap kebijakan itu sebagai cara paling ekonomis dan efektif menghadapi lonjakan penularan Covid.

Para pejabat, termasuk Presi­den Xi Jinping telah mendorong tindakan yang lebih terarah. Se­dangkan pejabat lokal cenderung mengambil pendekatan yang lebih ekstrem. Mereka khawatir akan dipecat atau dihukum karena di­anggap gagal mencegah wabah.

Belum lama ini di Provinsi Hunan, yang jumlah kasus­nya relatif sedikit, memerin­tahkan hukuman terhadap 19 pejabat. “Karena gagal meng­konsolidasikan kebijakan anti-pandemi,” lapor stasiun teve Pemerintah China, CCTV.

Baca juga : Jangan Cuma Afiliatornya, DPR Minta Dalang Trader Bodong Dibongkar

Dengan pertumbuhan ekono­mi China yang sudah melambat, langkah-langkah ekstrem dipan­dang membuat warga makin su­lit. Diberlakukannya jam malam selama 21 hari untuk semua orang asing yang datang dari luar negeri, membuat perjalanan antara China dan negara-negara lain turun drastis.

Jumat (25/3) pekan lalu, Aso­siasi Transportasi Udara Inter­nasional mengumumkan akan memindahkan rapat umum tahu­nannya dari Shanghai ke Doha, dengan alasan melanjutkan pembatasan terkait Covid pada perjalanan ke China.

“Sangat mengecewakan bah­wa kami tidak dapat bertemu di Shanghai seperti yang direncana­kan,” kata Direktur Jenderal IATA, Willie Walsh, dilansir Associated Press, kemarin.

Baca juga : UPT Kementan Raih Penghargaan Pelayanan Publik Sangat Baik

Saat ini, tingkat vaksinasi di China mencapai sekitar 87 persen. Namun, jumlah vak­sinasi masih cukup rendah di kalangan lansia.

Data nasional China yang diri­lis awal bulan ini menunjukkan, lebih dari 52 juta orang berusia 60 tahun ke atas belum divaksinasi. Tingkat booster juga rendah, dengan hanya 56,4 persen warga berusia antara 60-69 yang telah menerima suntikan booster, serta 48,4 persen orang berusia antara 70-79 yang telah menerimanya.

Lansia yang tidak divaksi­nasi lebih mungkin mengalami gejala lebih parah jika tertular Covid. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.