Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
Di saat sejumlah negara mulai melonggarkan pembatasan, dan belajar hidup dengan Covid, China tetap memakai strategi lama. Tidak ada toleransi terhadap Covid. Mereka menganggap kebijakan itu sebagai cara paling ekonomis dan efektif menghadapi lonjakan penularan Covid.
Para pejabat, termasuk Presiden Xi Jinping telah mendorong tindakan yang lebih terarah. Sedangkan pejabat lokal cenderung mengambil pendekatan yang lebih ekstrem. Mereka khawatir akan dipecat atau dihukum karena dianggap gagal mencegah wabah.
Belum lama ini di Provinsi Hunan, yang jumlah kasusnya relatif sedikit, memerintahkan hukuman terhadap 19 pejabat. “Karena gagal mengkonsolidasikan kebijakan anti-pandemi,” lapor stasiun teve Pemerintah China, CCTV.
Baca juga : Jangan Cuma Afiliatornya, DPR Minta Dalang Trader Bodong Dibongkar
Dengan pertumbuhan ekonomi China yang sudah melambat, langkah-langkah ekstrem dipandang membuat warga makin sulit. Diberlakukannya jam malam selama 21 hari untuk semua orang asing yang datang dari luar negeri, membuat perjalanan antara China dan negara-negara lain turun drastis.
Jumat (25/3) pekan lalu, Asosiasi Transportasi Udara Internasional mengumumkan akan memindahkan rapat umum tahunannya dari Shanghai ke Doha, dengan alasan melanjutkan pembatasan terkait Covid pada perjalanan ke China.
“Sangat mengecewakan bahwa kami tidak dapat bertemu di Shanghai seperti yang direncanakan,” kata Direktur Jenderal IATA, Willie Walsh, dilansir Associated Press, kemarin.
Baca juga : UPT Kementan Raih Penghargaan Pelayanan Publik Sangat Baik
Saat ini, tingkat vaksinasi di China mencapai sekitar 87 persen. Namun, jumlah vaksinasi masih cukup rendah di kalangan lansia.
Data nasional China yang dirilis awal bulan ini menunjukkan, lebih dari 52 juta orang berusia 60 tahun ke atas belum divaksinasi. Tingkat booster juga rendah, dengan hanya 56,4 persen warga berusia antara 60-69 yang telah menerima suntikan booster, serta 48,4 persen orang berusia antara 70-79 yang telah menerimanya.
Lansia yang tidak divaksinasi lebih mungkin mengalami gejala lebih parah jika tertular Covid. [PYB]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya