Dark/Light Mode

Kyrgyztan, Negara Pertama Kelar Urus Pengungsi Tanpa Kewarganegaraan

Jumat, 5 Juli 2019 14:11 WIB
Komisioner Tinggi UNHCR Filippo Grandi. (Foto UNHCR)
Komisioner Tinggi UNHCR Filippo Grandi. (Foto UNHCR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Komisi Tinggi PBB untuk urusan Pengungsi (UNHCR) mengumumkan Kyrgyztan sebagai negara pertama yang menyelesaikan masalah pengungsi 'tanpa kewarganegaraan.'

Dilaporkan Xinhua, kemarin, UNHCR menyebut Kyrgyzran sebagai negara terdepan yang menunjukkan bahwa orang yang tidak memiliki kewarganegaraan bisa ditolong. Dalam lima tahun, Kyrgyztan telah membantu 13 ribu pengungsi dan anak-anak pengungsi yang terlunta-lunta tanpa kewarganegaraan yang jelas untuk mendapat kesempatan kedua.

Baca juga : Awas Pelayanan Ke Warga Jangan Sampai Terabaikan

"Mereka menghapus jumlah orang tanpa kewarganegaraan dari 13 ribu menjadi nol dalam lima tahun," info UNHCR, Kamis (4/7).

Gelombang pengungsi tanpa kewarganegaraan terakhir diangkat menjadi warga negara Kyrgyztan pada Kamis di kota Bishkek. 50 pengungsi terakhir diberi sertifikat kelahiran dan paspor Kyrgyztan.

Baca juga : Gandeng Lemigas, Pertagas Susun Strategi Pengembangan Usaha

"Ini adalah pengungsi tak berkewarganegaraan terakhir di Kyrgyztan. Sekarang mereka punya hak sama dengan warga Kyrgyztan," pernyataan UNHCR.

Berdasarkan catatan PBB, pecahnya Uni Soviet apada 1990an membuat ratusan ribu orang di Asia Tengah terlunta dan tidak memiliki status kewarganegaraan yang sah. Sekitar 13.700 orang di antaranya mengungsi di Kyrgyztan.

Baca juga : Erick Thohir: Mari Bersama Membangun Bangsa, Tantangan Kita Masih Banyak

"Pemimpin Kyrgyztan memutuskan bahwa tidak memiliki status kewarganegaraan harus diatasi. Status warga negara akan memberi seseorang harapan dan semangat melanjutkan hidup," terang Komisioner Tinggi UNHCR Filippo Grandi.

Tercatat ada lebih dari 3,9 juta orang tanpa status kewarganegaraan yang jelas terlunta-lunta di 78 negara. UNHCR berharap negara yang menampung para pengungsi bisa mencontoh Kyrgyztan. "Kami yakin angkanya lebih tinggi dari catatan kami. Kami berusaha memberikan masa depan keapada apra pengungsi dengan bantuan sejumlah negara," tandas Grandi. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.