Dark/Light Mode

Iran Ancam Langgar Perjanjian Nuklir

Senin, 8 Juli 2019 04:15 WIB
Presiden Hassan Rouhani (kanan) mengunjungi lokasi pembangkit listrik di Bushehr. (Foto : AFP).
Presiden Hassan Rouhani (kanan) mengunjungi lokasi pembangkit listrik di Bushehr. (Foto : AFP).

RM.id  Rakyat Merdeka - Iran akan langgar komitmennya kepada perjanjian nuklir tahun 2015 jika para penandatangan perjanjian itu tidak tergerak melindunginya dari sanksi-sanksi Amerika Serikat.

Dilansir Reuters, Iran masih ingin menyelamatkan kesepakatan itu, tapi menyalahkan negara-negara Eropa yang disebutnya gagal memenuhi komitmen mereka sendiri.

AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir pada 2018. Sejak saat itu, AS telah kembali memberlakukan sanksi tegas terhadap Iran.

Baca juga : KTNA-DPR: Amran Mr Clean, Dongkrak Pertanian Kita

Pengumuman Iran tersebut menandai pelanggaran terbaru. Dalam satu jumpa pers, para pejabat senior Iran mengatakan Teheran akan terus mengurangi komitmennya tiap 60 hari jika para penandatangan perjanjian itu tidak tergerak melindunginya dari sanksi-sanksi AS, tetapi mereka membiarkan pintu terbuka untuk diplomasi.

Mei lalu, Iran telah meningkatkan produksi pengayaan uranium, yang bisa digunakan membuat bahan bakar reaktor sekaligus senjata nuklir.

Sebelum perjanjian itu disepakati, Iran memproduksi uranium yang sudah diperkaya 20 persen untuk membangkitkan reaktornya di Teheran dan level pengayaan bagi pembangkit tenaga nuklir Bushehr , di bagian selatan Iran, sebanyak 5 persen.

Baca juga : ABMI: Amran Sukses Balikkan dari Impor Bawang Merah jadi Ekspor

“Kami akan memperkaya uranium berdasarkan kebutuhan, saat ini kami tidak perlu memperkaya uranium yang diperlukan bagi reaktor Teheran,” kata Behrouz Kamalvandi, juru bicara Organisasi Energi Atom Iran. “Kami akan memperkaya uranium ke level yang dibutuhkan bagi reaktor Bushehr.”

Dalam peningkatan kekhawatiran Barat, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, dia dan Presiden Iran Hassan Rouhani sudah sepakat mengupayakan dimulainya kembali dialog mengenai masalah nuklir Iran 15 Juli.

Macron akan terus berbicara dengan pihak berwenang Iran dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terlibat dalam upaya- upaya menurunkan ketegangan mengenai isu nuklir Iran.

Baca juga : BPS: Ekspor Pertanian Naik

Hubungan antara Teheran dan Washington mulai memburuk Mei 2018 ketika Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 yang disetujui sebelum dia menjadi presiden, dan memberlakukan kembali sanksi-sanksi. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.