Dark/Light Mode

Teken Perjanjian CEPA, Indonesia Dan UEA Makin Lengket, Ini Rincian Benefitnya...

Jumat, 1 Juli 2022 21:35 WIB
Teken Perjanjian CEPA, Indonesia Dan UEA Makin Lengket, Ini Rincian Benefitnya...

 Sebelumnya 
Hubungan UEA-Indonesia tumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah kunjungan Presiden Sheikh Mohamed pada Juli 2019.

Dalam kunjungan Presiden RI Jokowi ke UEA pada November 2021, pemerintah dan entitas sektor swasta negara tersebut juga menandatangani kesepakatan bernilai miliaran dolar di berbagai sektor. Termasuk energi, penerbangan, jasa keuangan, kecerdasan buatan, pertanian dan pertahanan.

Perjanjian senilai 10 miliar dolar AS telah diteken INA, sovereign wealth fund milik Indonesia. Termasuk, kesepakatan dengan DP World, perusahaan rantai global dunia yang berbasis di Abu Dhabi, untuk mengembangkan pelabuhan negara hingga 30 tahun.

Etihad Credit Insurance, agen kredit ekspor federal UEA, menandatangani perjanjian dengan BUMN reasurans, Indonesia Re untuk meningkatkan akses pendanaan ke UKM dan perusahaan skala menengah untuk meningkatkan ekspor.

Baca juga : Gandeng Perusahaan Indonesia, AS Dorong Bisnis Berkelanjutan

Indonesia juga berencana melakukan studi bersama dengan UEA, untuk menjajaki kemungkinan mendirikan usaha patungan dengan Emirates Global Aluminium.

"Kami ingin melihat, apakah BUMN Indonesia dan EGA dapat bekerja sama untuk mendapatkan produksi aluminium di Indonesia. Ini juga merupakan salah satu peluang," kata Luthfi.

Beberapa perusahaan UEA kini telah menggarap proyek di Indonesia. Tahun 2020, Adnoc meneken perjanjian awal dengan Pertamina dan Chandra Asri, untuk mengeksplorasi kemungkinan pengembangan minyak mentah menjadi petrokimia kompleks di Indonesia.

Masdar, perusahaan energi bersih Abu Dhabi,  juga telah menandatangani perjanjian pembelian listrik dengan PLN untuk mengembangkan pembangkit listrik fotovoltaik surya terapung pertama di Indonesia.

Baca juga : Indonesia Terima 300 Mesin Pendingin Vaksin Covid

Maret 2022, UEA menginvestasikan 10 miliar dolar melalui INA, untuk dibelanjakan pada proyek infrastruktur dan pariwisata.

Indonesia kini aktif mencari investasi di sektor-sektor yang penting bagi perekonomian masa depan.

“Ekonomi digital kita akan menjadi bagian penting dari pembangunan kita. Saat ini, kami bernilai 40 miliar dolar AS  Tahun 2030, kami akan tumbuh di atas 330 miliar dolar AS. Sehingga, Indonesia bisa menjadi salah satu ekonomi digital terbesar dan kuat di Asia Tenggara," papar Luthfi.

UEA, negara ekonomi terbesar kedua di dunia Arab, terhitung sukses bangkit dari pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid. UEA juga mampu mempertahankan momentum perdagangan yang kuat, meskipun ada ketidakpastian terkait Corona.

Baca juga : Dukung UMKM, Danone Indonesia Resmikan Damping Center di Tangsel

"Ekspor UEA diproyeksikan meningkat pada tahun 2030. Melampaui rata-rata tahunan 6 persen atau setara 299 miliar dolar AS, karena terus melakukan diversifikasi ekonominya. Tak hanya bergantung pada minyak," beber Standard Chartered, dalam laporannya.

UEA saat ini juga sedang berada dalam tahapan negosiasi CEPA dengan Korea Selatan, yang diharapkan selesai pada akhir tahun ini.

Perjanjian dengan Korea Selatan bertujuan untuk meningkatkan kemitraan ekonomi antara kedua negara, menjadi minimal 20 miliar dolar AS, dalam 3-5 tahun ke depan.

UEA juga telah memulai pembicaraan CEPA dengan Georgia dan Filipina, untuk mendongkrak nilai perdagangan dan investasi bilateral. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.