Dark/Light Mode

Ditinggal Mundur Puluhan Menterinya

PM Inggris Goodbye

Jumat, 8 Juli 2022 08:15 WIB
PM Inggris Boris Johnson didesak mundur.
PM Inggris Boris Johnson didesak mundur.

 Sebelumnya 
Dia menyadari, perlu ada pemimpin baru Partai Konservatif yang nantinya akan menjadi PM Inggris baru sebagai pengganti dirinya.

“Saya sepakat dengan Sir Graham Brady, ketua anggota parlemen backbench kami, bahwa proses pemilihan pemimpin baru itu harus dimulai sekarang. Dan jadwalnya akan diumumkan pekan depan,” imbuhnya.

“Kepada jutaan orang yang memilih kami tahun 2019, banyak dari mereka memilih Partai Konservatif, untuk pertama kalinya. Terima kasih untuk mandat luar biasa itu. Mayoritas Partai Konservatif terbesar sejak tahun 1987,” kata Johnson.

Baca juga : Bangun UMKM dari FABA, Menteri PPPA Bintang Apresiasi Gebrakan PLN

Johnson menjabat sebagai PM Inggris selama 3 tahun. Belakangan, ia dikritik publik Inggris gara-gara berbagai skandal yang membelitnya. Salah satunya, menggelar pesta di tengah pandemi Covid-19, saat rakyatnya dilarang keluar rumah.

Mereka menilai, Johnson tak layak lagi menjadi PM karena terlalu banyak skandal yang membelitnya. Partai Konservatif merupakan pengusung Johnson saat pemilihan PM pada 2019.

Salah satu anggota parlemen dari Partai Konservatif, Andrew Bridgen menilai, pengunduran diri para menteri merupakan ‘pencapaian’ Johnson. Ia lantas menyarankan sang PM untuk angkat kaki dari kursi kekuasaannya.

Baca juga : Soal Reshuffle, Puan Pede Menteri PDIP Aman

“Ini saatnya Boris pergi. Dia bisa melakukan ini beberapa jam lagi jika dia mau,” ujar Bridgen.

Aksi bedol desa anggota kabinet Johnson, bermula dari Menteri Keuangan Rishi Sunak, dan Menteri Kesehatan Sajid Javid, Menteri Urusan Anak dan Keluarga Will Quince, Menteri Muda Transportasi Laura Trott dan Menteri Sekolah Robin Walker, serta disusul yang lain.

Sebelumnya, Johnson ngotot tak akan mundur dan akan berusaha keras mempertahankan kursinya. “Saya tak akan mundur, dan hal yang diperlukan negara ini, terus terang adalah pemilu,” kata Johnson di depan Komite Parlemen.

Baca juga : Nirina Zubir Ajak Ibu-ibu Sering Me Time

Mantan Wali Kota London itu mengatakan, dia memegang mandat Pemilu 2019 dan tak akan melepaskan tugas di tengah krisis biaya hidup dan perang di Eropa. Namun apa daya, tekanan kepada Johnson untuk mundur begitu kuat, hingga akhirnya dia terpental. ■ MEL

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.