Dark/Light Mode

Buka Peluang Dialog, AS Batal Blacklist Menlu Iran

Jumat, 12 Juli 2019 10:59 WIB
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (Foto Reuters)
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (Foto Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Amerika Serikat (AS) memutuskan tidak jadi menjatuhkan sanksi kepada Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. Padahal, Menteri Keuangan Steven Mnuchin pada 24 Juni mengatakan Zarif akan masuk daftar hitam (blacklist) minggu itu.

Hal itu diungkapkan oleh dua sumber yang mengetahui masalah tersebut, dilansir Reuters, hari ini. Namun sumber-sumber itu memberikan alasan khusus terkait keputusan tersebut.

Baca juga : Banyak Sopir Taksi Tidak Dapat Pensiun

"Kepala dingin menang. Kami melihat (sanksi) itu tidak selalu membantu," ujar salah satu sumber yang berbicara dengan syarat anonim.

Ia mengungkapkan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menentang memasukkan nama Zarif dalam daftar hitam untuk saat ini. AS ingin mencari jalan lain dengan mengedepankan diplomasi.

Baca juga : PAN Jual Mahal, Apa Jual Murah

Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar atas keputusan tersebut. Juru bicara departemen itu, Morgan Ortagus, mengatakan Washington menginginkan resolusi diplomatik dan mengulangi komentar Presiden Donald Trump yang bersedia bertemu Iran tanpa prasyarat.

"Kami mencari solusi diplomatik," katanya kepada wartawan. "Kami telah meminta sekutu kami untuk meminta Iran meredakan situasi, bukan untuk mengganggu sekutu atau kepentingan Amerika, tidak untuk menteror wilayah itu," tukas Ortagus.

Baca juga : Jaksa yang Ditangkap, Kok Nasdem yang Kelimpungan

Ancaman terhadap Zarif keluar setelah dua bulan sejak ketegangan AS-Iran memuncak akibat serangan terhadap kapal tanker di Teluk yang disebut AS dilakukan Iran. Akan tetapi Iran menolak tuduhan itu. Iran juga menembak jatuh drone mata-mata milik AS.

Zarif diperkirakan akan menghadiri pertemuan tingkat menteri di Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan depan untuk membahas tujuan pembangunan berkelanjutan, yang bertujuan untuk mengatasi masalah termasuk konflik, kelaparan, kesetaraan gender, dan perubahan iklim pada 2030. Untuk itu, AS harus memberinya visa yang merupakan pertanda lain bahwa Washington menunda sanksi untuk saat ini.[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :