Dark/Light Mode

Motifnya, Dendam Organisasi

Polisi Jepang Pastikan, Shinzo Abe Ditembak Pakai Pistol Rakitan

Jumat, 8 Juli 2022 21:14 WIB
Tetsuya Yamagami, saat hendak diamankan petugas, usai menembak mantan PM Jepang Shinzo Abe. (Foto: Kyodo)
Tetsuya Yamagami, saat hendak diamankan petugas, usai menembak mantan PM Jepang Shinzo Abe. (Foto: Kyodo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepolisian Jepang memastikan, mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe ditembak dengan menggunakan pistol rakitan.

"Tersangka telah mengaku, dialah yang menembak Abe," ungkap polisi dalam konferensi pers seperti dikutip BBC, Jumat (8/7).

Seperti diketahui, Abe ditembak seorang warga lokal bernama Tetsuya Yamagami (41) di Prefektur Nara, saat menyampaikan pidato kampanye Partai Demokratik Liberal. Jelang Pemilihan Majelis Tinggi pada 10 Juli mendatang.

Abe yang ditembak dua kali dari belakang, mengalami luka pada bagian dada dan leher. Dia pun langsung jatuh, dan mengalami henti jantung.

Baca juga : Jokowi Selalu Kenang Jasa Shinzo Abe, Dalam Memperkuat Kerja Sama RI-Jepang

Sekitar lima jam setelah ditangani tim dokter di Nara University Hospital, Abe tutup usia.

Motif Dendam 

Dalam penyelidikan, Yamagami mengaku, dia menembak Abe karena didasari dendam kepada organisasi tertentu. Yamagami percaya, Abe adalah bagian dari kelompok tersebut.

Yamagami yang pengangguran, datang ke Nara naik kereta api. Namun, polisi tak menjelaskan, kapan dia datang.

Baca juga : Tetsuya Yamagami, Pelaku Penembakan Mantan PM Jepang Shinzo Abe Ditangkap Polisi

Saat menggeledah rumah Yamagami, polisi menemukan beberapa pistol rakitan. Mirip dengan yang digunakan dalam insiden penembakan.

Polisi menyebut, pistol rakitan itu berbahan kayu dan logam.

Selain pistol rakitan, polisi juga menemukan sejumlah bahan peledak.

Karena itu, polisi meminta warga sekitar untuk mengungsi, hingga kawasan tersebut dinyatakan aman. 

Baca juga : Tertembak Saat Kampanye Di Nara, Mantan PM Jepang Shinzo Abe Langsung Tak Sadarkan Diri

Level keamanan dalam acara kampanye Partai Demokratik Liberal untuk Pemilihan Majelis Tinggi pada 10 Juli mendatang, mengemuka dalam konferensi pers. 

Seorang wartawan juga bertanya, mengapa orang masih memiliki akses mendekat saat Abe berpidato.

Soal ini, polisi mengaku tak mau berspekulasi tentang siapa yang bersalah, atau siapa yang mesti bertanggung jawab. Tim penyelidik yang terdiri dari 90 orang, masih bekerja menuntaskan tugasnya. ■

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.