Dark/Light Mode

Dapat Visa Ke Amerika, Menlu Iran Cuma Boleh Gerak 1,6 KM Persegi

Selasa, 16 Juli 2019 08:21 WIB
Javad Zarif (Foto Time)
Javad Zarif (Foto Time)

RM.id  Rakyat Merdeka - Amerika Serikat (AS) sudah mengeluarkan visa Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif. Visa digunakan untuk menghadiri pertemuan di markas besar New York pekan ini. Tapi, ruang gerak Zarif terbatas selama berada di Negeri Paman Sam.

Dilansir Washington Post, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, Zarif hanya diperbolehkan beraktivitas di Markas PBB, Kedutaan Iran dan lokasi menginap. Total luas yang boleh dijelajahi Zarif hanya 6 blok atau sekitar 1,6 kilometer persegi.

“Diplomat Amerika saja tidak berkeliling Kota Teheran, buat apa diplomat Iran dibiarkan berkeliling bebas di Kota New York,” jelas Pompeo dikutip Reuters, kemarin.

Baca juga : Megawati Minta Pemerintah Beri Penghormatan Terbaik Untuk Sang Pejuang Kemanusiaan

Menurut Pompeo, apa yang diterima Zarif sudah sangat pas termasuk rombongannya, yang mendatangi markas PBB. “Tidak lebih dari itu,” cetus Pompeo. P

Zarif akan meng- hadiri pertemuan menteri- menteri dunia di PBB untuk membahas pembangunan berkelanjutan. Tujuannya, untuk mengatasi masalah termasuk konflik, kelaparan, kesetaraan gender dan perubahan iklim pada tahun 2030.

Ketegangan AS-Iran memang tidak kunjung reda akibat masalah kesepakatan nuklir. Hubungan makin panas setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan menghentikan ekspor minyak bumi Iran. AS juga memboikot aset sejumlah pejabat tinggi Iran.

Baca juga : Jakarta Fair Kemayoran Rampung, Omset Naik 5-8 Persen

Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut segala sanksi dan tekanan ekonomi dari Barat belum mampu melumpuhkan Iran. Namun, dia juga terbuka jika AS mau bernegosiasi dengan  hari ini negaranya.“ Jika ada yanh mengklaim Iran sudah tunduk dan lemah di bawah tekanan, mereka telah berbohong,” tegas Rouhani dikutip Fars News.

“Sudah 14 bulan negara adidaya memberikan sanksi ekonomi terberat kepada Iran. Sanksi yang bisa membuat negara lain bertekuk lutut. Tapi Iran tidak terpengaruh kekuatan itu. Iran kuat,” katanya.

Rouhani juga menyayangkan upaya AS yang gagal mencapai upaya dialog damai lewat Badan Atom Internasional (IAEA) bulan lalu. AS menganggap Iran sudah melampaui batas tertinggi pengayaan uranium. AS meminta Iran menghentikan proses pengayaan uranium tersebut. Namun, Iran ogah tunduk, terlebih lagi AS sudah menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 pada 2018. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.