Dark/Light Mode

Cemburu Lihat Saudi Akur Dengan Iran-Suriah

AS Kebakaran Jenggot

Jumat, 14 April 2023 04:28 WIB
Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan al Saud (kanan) menyambut Menlu Suriah Faisal Mekdad di Jeddah. Arab Saudi menjadi tuan rumah bagi delegasi bersejarah dari Iran dan Suriah hari Rabu, (12/4). (Foto SPA - Saudi Press Agency)
Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan al Saud (kanan) menyambut Menlu Suriah Faisal Mekdad di Jeddah. Arab Saudi menjadi tuan rumah bagi delegasi bersejarah dari Iran dan Suriah hari Rabu, (12/4). (Foto SPA - Saudi Press Agency)

 Sebelumnya 
Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi perbaikan hubungan di antara negara-negara Arab. Antara lain, peningkatan keterlibatan antara Suriah dan negara-negara Arab. Tahun ini, Presiden Assad telah mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) dan Oman.

Duta Besar Arab Saudi Mohammed Al-Jaber melakukan perjalanan ke Ibu Kota yang dikuasai pemberontak Sanaa, Yaman, pekan ini dengan harapan mencari solusi antara pemberontak Houthi (dibeking Iran) dan Pemerintah Yaman yang digulingkan.

Saat itu, tahun 2015, Arab Saudi mengumpulkan koalisi multinasional untuk melawan Houthi. Yaman telah menjadi medan perang utama, di saat Iran dan Arab Saudi bersaing untuk berebut pengaruh di Suriah, Irak dan Lebanon.

Baca juga : Pengamat: Keakraban Jokowi Dengan Ganjar, Sinyal Tak Ada Keretakan

Para analis mengatakan, Arab Saudi sebagai eksportir minyak terbesar di dunia, kini ingin keluar dari perang delapan tahun untuk fokus pada proyek-proyek domestik yang bertujuan untuk melakukan diversifikasi pada ekonomi yang sangat tergantung pada energi.

Menanggapi perkembangan terkini di Timur Tengah, Washington menunjukkan gelagat tidak setuju dengan aksi Saudi. Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan berbicara melalui telepon dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), Selasa (11/4).

Percakapan telepon keduanya membahas soal Yaman hingga isu terkait Iran.

Baca juga : Moeldoko Minta Ganti Rugi Pengadaan Tanah IKN Segera Dibayarkan

“Sullivan dan Putra Mahkota Salman membahas tren de-eskalasi di kawasan, sambil menggarisbawahi perlunya mempertahankan pencegahan terhadap ancaman dari Iran dan lainnya,” bunyi pernyataan Gedung Putih soal isi percakapan telepon itu, dilansir Reuters.

Percakapan telepon itu dilakukan sesaat setelah Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) Bill Burns melakukan kunjungan ke Saudi. Washington mengingatkan Saudi untuk tetap mempertahankan keamanan kawasan di tengah upayanya menjalin kembali perdamaian di kawasan.

Pada hari ini, perwakilan dari sembilan negara Arab akan bertemu di Jeddah untuk membahas kemungkinan mengizinkan Suriah menghadiri pertemuan puncak Liga Arab bulan depan. Upaya pemulihan hubungan antara Saudi dan Suriah memperoleh momentum setelah Saudi memutuskan menormalisasi relasi diplomatiknya dengan Iran pada 10 Maret lalu.

Baca juga : Telurkan Piagam Kerja Sama, Dukungan Untuk Anies Kian Kokoh

China berperan sebagai mediator dalam proses tersebut. Beberapa analis mengatakan bahwa ini merupakan bukti makin kuatnya peran China pada arena politik global, mengalahkan AS.

Mantan pejabat senior AS dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang juga peneliti di Brookings Institution, Jeffrey Feltman mengatakan, peran China akan ditafsirkan sebagai tamparan pada pemerintahan Presiden AS Joe Biden. Juga sebagai bukti bahwa China adalah kekuatan yang sedang naik daun. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.