Dark/Light Mode

Konflik Bersenjata Sudan

Militer AS Evakuasi Diplomat Dari Khartoum

Minggu, 23 April 2023 15:25 WIB
Bentrokan antara militer Sudan dan paramiliter (RSF) yang telah dimulai sejak 15 April, belum menunjukkan tanda-tanda reda. (Foto: Net)
Bentrokan antara militer Sudan dan paramiliter (RSF) yang telah dimulai sejak 15 April, belum menunjukkan tanda-tanda reda. (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Militer Amerika Serikat (AS) akhirnya mengevakuasi staf Kedutaan Besar (Kedubes) AS dari Khartoum, Minggu (23/4), menyusul konflik tentara Sudan dan kelompok paramiliter (RSF) yang kini memasuki minggu kedua setelah jeda singkat.

Akibat pertempuran itu, ratusan orang dilaporkan tewas dan ribuan lainnya luka-luka.

Sementara warga selamat, dihantui ancaman kekurangan pasokan listrik dan kelangkaan pangan.

Baca juga : Tentara Sudan Siap Bantu Evakuasi Warga Asing, Pertempuran Berlanjut

"Hari ini, atas perintah saya, militer Amerika melakukan operasi untuk mengevakuasi personel pemerintah dari Khartoum," kata Presiden AS Joe Biden dalam pernyataan yang dirilis Sabtu (22/4) malam waktu Washington, seperti dikutip AFP.

"Terima kasih atas upaya penyelamatan yang telah dilakukan. Djibouti, Ethiopia, dan Arab Saudi ikut membantu menjalankan operasi ini," imbuh Biden.

Beberapa jam sebelumnya, kelompok paramiliter bersenjata berat yang saat ini menantang otoritas tentara reguler di ibu kota dan di tempat lain, mencuit bahwa mereka telah berkoordinasi dengan Misi Pasukan AS yang terdiri dari 6 pesawat, untuk mengevakuasi diplomat dan anggota keluarga mereka.

Baca juga : Pemerintah Berjuang Lindungi Dan Evakuasi WNI Di Sudan

Sementara negara-negara asing mengaku tengah mempersiapkan kemungkinan evakuasi ribuan warga negara mereka. Meski bandara utama Sudan tetap ditutup.

Sehari sebelumnya, dalam evakuasi warga sipil pertama, lebih dari 150 orang dari berbagai negara telah mencapai Arab Saudi.

Sabtu (22/4), tentara Sudan mengatakan, pemimpin Abdel Fattah al-Burhan telah menerima seruan dari para pemimpin berbagai negara, untuk memfasilitasi dan menjamin keselamatan bagi warga yang dievakuasi dan misi diplomatik.

Baca juga : MedcoEnergi Bersama Bosscha Observasi Gerhana Matahari Total

AS, Inggris, Prancis, dan China disebut telah mematangkan rencana untuk menerbangkan warga mereka keluar dari Khartoum, menggunakan pesawat militer.

Kepada TV Al-Arabiya milik Saudi, Burhan mengatakan, tentara Sudan telah menguasai semua bandara, kecuali bandara Khartoum dan bandara di Nyala, ibu kota Darfur selatan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.