Dark/Light Mode

Pemerintah Berjuang Lindungi Dan Evakuasi WNI Di Sudan

Kamis, 20 April 2023 22:59 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Foto Tangkapan Layar)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Foto Tangkapan Layar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Konflik bersenjata antara Militer Sudan (Sudan Armed Forces/SAF) dan Rapid Support Force/RSF telah memasuki hari ke-6, sejak Sabtu, 15 April 2023. Perang saudara antara pasukan bersenjata Sudan itu tidak kunjung membaik.  

Mereka memperebutkan objek vital, antara lain terjadi di Istana Presiden, Markas Komando Militer dan Bandara Internasional Khartoum. Titik pertempuran juga terjadi di Markas RFS, salah satunya berlokasi di dekat Universitas Internasional Afrika, lokasi tempat tinggal banyak WNI. Kondisi ini sangat mencemaskan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meminta Pemerintah Sudan melindungi WNI. Pasalnya, sejak pertempuran meletus pada akhir pekan lalu, beberapa kali Wisma Indonesia dan KBRI Khartoum turut terdampak.

"Alhamdulillah, semua WNI dan staf KBRI dalam keadaan selamat," kata Retno seraya menambahkan, KBRI Khartoum terus berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri Sudan untuk memastikan ada perlindungan terhadap WNI.

Baca juga : Berpeluang Menang, Ini Saran Buat Prabowo

"Saya juga telah mengirim pesan ke Menlu Sudan untuk meminta pembicaraan melalui telepon. Namun, sampai saat ini belum ditanggapi," ujar Retno, Kamis (20/4).

Pesan tersebut ditegaskan kembali oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI kepada Duta Besar Sudan di Jakarta. Menlu kedua negara diharapkan bisa segera berbicara dan Indonesia meminta pelindungan bagi misi diplomatik dan keselamatan WNI di Sudan.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), korban meninggal mencapai 300 jiwa dan korban luka sudah lebih dari 3.000 orang. Beberapa upaya gencatan senjata pun belum membuahkan hasil.

"Perkembangan ini menimbulkan keprihatinan yang sangat dalam dan kewaspadaan yang sangat tinggi," ujar Retno

Baca juga : Orangtua Berperan Penting Dampingi Anak Jalani Masa Pubertas

Menyikapi situasi di lapangan, KBRI Khartoum telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan evakuasi WNI menuju ke safe house KBRI dan memberikan bantuan logistik untuk mereka.

Sejauh ini, sebanyak 43 WNI telah dievakuasi ke safe house KBRI Khartoum.

KBRI mencatat 1.209 WNI tinggal di Sudan. Sebagian besar dari mereka adalah pelajar dan mahasiswa di Khartoum.

Indonesia juga mendesak diadakannya pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mendorong adanya jeda kemanusiaan guna mengevakuasi para WNI dan menyalurkan bantuan kemanusiaan di Sudan.

Baca juga : HNW Minta Pemerintah Evakuasi WNI Dari Sudan Yang Tengah Bergolak

"Kami menghimbau agar para WNI di Sudan dan keluarga di Indonesia untuk tetap tenang. Pemerintah akan berupaya sekuat tenaga semaksimal mungkin untuk memberikan pelindungan kepada warga negara kita yang berada di Sudan," tutur mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu.

Sejak awal terjadinya konflik bersenjata, KBRI Khartoum terus melakukan kontak dengan para WNI. Satu hari setelah pertempuran terjadi, yaitu 16 April 2023, Kemlu RI dan KBRI Khartoum mengadakan pertemuan virtual dengan para WNI dan berbagai organisasi masyarakat Indonesia di Sudan guna memberikan update situasi keamanan dan menjelaskan langkah-langkah kontingensi.

Hotline KBRI Khartoum dapat dihubungi pada nomor +249 90 797 8701, +249 90 007 9060, dan +249 90 010 5466 atau melalui Hotline Pelindungan WNI di Kemlu +62 812 9007 0027. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.