Dark/Light Mode

Dubes Ukraina Vasyi Hamianin

Semangati Jurnalis Di Hari Kebebasan Pers Sedunia

Jumat, 5 Mei 2023 05:56 WIB
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin. (Foto Dok Kedubes Ukraina Jakarta)
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin. (Foto Dok Kedubes Ukraina Jakarta)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada 3 Mei kemarin, dunia merayakan Hari Kebebasan Pers atau World Press Freedom Day. Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin menyampaikan ucapan selamat dan menyuarakan dukungannya kepada semua jurnalis yang berjuang menyampaikan fakta kepada publik.

“Di tengah gempuran berita palsu dan disinformasi, kami salut kepada semua jurnalis dan pekerja media yang bekerja untuk membela hak publik atas berita dan informasi yang akurat,” tulis Dubes Hamianin dalam pesan singkat￾nya, Rabu (3/5).

“Terima kasih atas dukungan yang kuat, teman tersayang. Tuhan memberkati kalian semua!” imbuhnya.

Pada 2023, Hari Kebebasan Pers Internasional mengusung tema “Shaping a Future of Rights: Freedom of expression as a driver for all other human rights” yang berarti “Membentuk Masa Depan Hak: Kebebasan berekspresi sebagai pendorong untuk semua hak asasi manusia lainnya”.

Baca juga : Survei Indikator: Naik Lagi, Kepercayaan Terhadap Polri Tembus 73,2 Persen

Dalam pesannya, Dubes Hamianin mengatakan, tema tersebut mengingatkan semua pihak untuk menjadi pelindung bagi hak semua individu mendapatkan informasi yang benar.

“Sebagai pelindung demokrasi, hari ini mengingatkan kita untuk terus melawan informasi palsu dan berita yang bias,” tegasnya.

Hari Kebebasan Pers Sedunia bertujuan untuk merayakan prinsip kebebasan pers. Selain itu, hari tersebut juga menjadi momen untuk mengevaluasi kebebasan pers.

Pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 2023, badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) akan memberikan Penghargaan Kebebasan Pers Dunia UNESCO/Guillermo Cano. Penghargaan tersebut adalah bentuk pengakuan dan penghormatan atas kontribusi jurnalis, yang mempertaruhkan nyawa demi memberikan informasi penting kepada publik.

Baca juga : Lestari: Semangat Kartini Dorong Target Pemberdayaan Perempuan

Sejarah Hari Pers Sedunia

Cikal bakal Hari Pers Sedunia adalah adanya banding yang dilakukan sekelompok jurnalis Afrika saat Konferensi UNESCO di Windhoek, Namibia. Dokumen banding yang kemudian dikenal dengan nama “Deklarasi Windhoek”.

Aksi banding itu menyusul maraknya penyerangan terhadap jurnalis dalam Perang Saudara Afrika di abad ke-20. Ketika para jurnalis mengulik informasi, fakta, dan data untuk mengungkap kebenaran. Bukannya berhasil mengumpulkan informasi, mereka jus￾tru mendapat ancaman hingga dibunuh.

Kengerian itulah yang membuat para jurnalis Afrika memutuskan mengambil tindakan berupa pengajuan banding ke Konferensi UNESCO yang digelar di Namibia, Windhoek. Akhirnya, UNESCO menanggapi seruan jurnalis tersebut. Kemudian, disahkanlah Dekalarasi Windhoek tersebut dan menetapkan Hari Kebebasan Pers Sedunia setiap 3 Mei.

Baca juga : Ketua Panpel PSIS Semarang Dilarang Beraktivitas Setahun

Perayaan Hari Pers Sedunia pertama kali berlangsung pada 1993, dua tahun setelah sekolompok wartawan tersebut mengajukan banding di Konferensi UNESCO Windhoek. ■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.