Dark/Light Mode

Dituduh Ganggu Kedamaian Warga Hong Kong

Peringati Tragedi Tiananmen, 34 Orang Ditangkap Polisi

Selasa, 6 Juni 2023 05:47 WIB
Polisi menahan seorang wanita dengan bunga kertas pada peringatan 34 tahun penumpasan LapanganTiananmen Beijing 1989,di Hong Kong, Minggu,4 Juni 2023.(Foto Reuters/Tyrone Siu)
Polisi menahan seorang wanita dengan bunga kertas pada peringatan 34 tahun penumpasan LapanganTiananmen Beijing 1989,di Hong Kong, Minggu,4 Juni 2023.(Foto Reuters/Tyrone Siu)

RM.id  Rakyat Merdeka - Malam peringatan 34 tahun insiden Lapangan Tiananmen, Minggu (4/6), membuat suhu politik di Hong Kong, memanas. Polisi setempat menahan 34 orang dengan dalih mengganggu kedamaian publik. Tindakan kepolisian Hong Kong itu dianggap telah membungkam kebebasan berekspresi warga.

Dikutip Reuters, kemarin, kepolisian Hong Kong menjelaskan, mereka mengamankan 11 pria dan 12 wanita berumur antara 20 hingga 74 tahun. Mereka berkumpul di Victoria Park untuk memperingati insiden penindasan berdarah 1989 di Beijing.

Untuk diketahui, tragedi ini adalah topik yang sangat sensitif bagi kepemimpinan komunis China. Pasalnya, pada peristiwa di Tiananmen sebanyak seribu orang tewas. Dalam peristiwa pada 4 Juni 1989 itu, tentara China menindak keras demonstran pro-demokrasi.

Acara peringatan Tiananmen pada Minggu malam itu diperkirakan digelar di setidaknya 30 kota yang tersebar di Amerika Utara, Eropa dan Asia. Di antara mereka yang ditangkap polisi, ada artis Sanmu Chan yang meneriakkan “Jangan lupakan peristiwa 4 Juni. Warga Hong Kong jangan takut.”

Baca juga : Himbara Perkuat Keamanan Data Dan Dana Milik Nasabah

Para aktivis Hong Kong menuduh tindakan polisi merupakan bagian dari kampanye Pemerintah China untuk menumpas perlawanan di kota tersebut, yang dijanjikan kebebasan khusus selama 50 tahun di bawah kebijakan satu negara dua sistem sejak diserahkan kembali oleh kolonial Inggris pada 1997.

Kepolisian meningkatkan keamanan di seluruh Hong Kong sepanjang tahun ini dengan mengerahkan 6.000 personil, termasuk polisi anti huru-hara dan anti terorisme.

“Polisi sangat khawatir dengan sebagian orang yang mencoba menghasut dan memprovokasi orang lain untuk melakukan tindakan melawan hukum dan membahayakan keamanan nasional, ketertiban dan keamanan masyarakat,” bunyi pernyataan kepolisian Hong Kong, Minggu (4/6).

Peringati Tragedi Tiananmen Di Penjara

Meski ada peringatan polisi, banyak warga secara diam-diam tetap memperingati peristiwa 4 Juni tersebut. Salah satu aktivis Hong Kong yang tengah dipenjara, Chow Hang-tung, mengatakan bahwa dia akan melakukan mogok makan selama 34 jam di penjara.

Baca juga : Sandi Bangga Karya Festival Film Bulanan Jadi Sarana Kampanye Lingkungan Dan Politik

Di China daratan, peristiwa Lapangan Tiananmen tabu untuk dibicarakan. William Lai, salah satu calon pemimpin Taiwan pada pemilihan umum mendatang, menulis di Facebook bahwa apa yang terjadi di Beijing pada 1989 tersebut harus didiskusikan dan diperingati.

“Peringatan peristiwa 4 Juni terus diadakan di Taipei, yang memperlihatkan bahwa demokrasi dan sikap otoriter adalah pembeda terbesar antara Taiwan dan China,” ujarnya di akun Facebooknya.

Dari foto-foto yang beredar di media sosial, menunjukkan para aktivis menutup mulut mereka dengan pita merah sambil memegang selembar kertas. Tulisannya menyatakan ‘berkabung untuk almarhum dan korban 64 (4 Juni) untuk menghormati peristiwa Tiananmen’.

Seperti diketahui, tragedi Tiananmen pada 4 Juni 1989, terjadi akibat pasukan China membubarkan paksa protes damai menuntut perubahan politik di lokasi tersebut dengan cara brutal.

Baca juga : Ramadan dan Jumat Agung Persatukan Anak Bangsa Dalam Bingkai Toleransi

Tragedi ini menyebabkan ribuan orang meninggal. Selama beberapa dekade sebelum pelarangannya pada 2020, nyala lilin tahunan di Victoria Park menarik puluhan ribu orang.

Di luar taman di Causeway Bay, para seniman akan memberikan pertunjukan interpretatif tentang tindakan keras dan penghapusan tugu peringatan yang terjadi di daratan. Penyelenggara acara, Aliansi Hong Kong, dan para pemimpinnya didakwa dengan pasal hasutan untuk subversi di bawah undang-undang keamanan.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, mengatakan keberanian para korban Lapangan Tiananmen tidak akan dilupakan. Dia berjanji bahwa Amerika Serikat akan terus mengadvokasi hak asasi manusia dan kebebasan fundamental di China dan dunia. ■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.