Dark/Light Mode

Ribuan Demonstran Dukung Pita Limjaroenrat, Thailand Bergejolak

Selasa, 25 Juli 2023 05:46 WIB
Para pendukung Partai Move Forward unjuk rasa sambil payungan dan dengan lampu flash menyala selama protes di Bangkok, Thailand, Minggu, 23 Juli 2023. (Foyo AFP/Sakcgai Lalit)
Para pendukung Partai Move Forward unjuk rasa sambil payungan dan dengan lampu flash menyala selama protes di Bangkok, Thailand, Minggu, 23 Juli 2023. (Foyo AFP/Sakcgai Lalit)

RM.id  Rakyat Merdeka - Para pendukung Partai Move Forward (MFP) Thailand, gerah terhadap penjegalan pimpinan partai Pita Limjaroenrat sebagai kandidat Perdana Menteri (PM). Kemarin, ribuan pendukung Pita turun ke jalan, menggelar aksi protes. Negeri Gajah Putih kembali bergejolak.

MFP yang merupakan partai oposisi memenangkan pemilu Thailand yang digelar Mei lalu. Partai itu memenangkan 151 dari 500 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Bersama koalisinya yang terdiri dari delapan partai, MFP berhasil menguasai mayoritas 312 kursi.

Namun, jumlah itu tidak cukup untuk menjadikannya sebagai PM Thailand yang baru. Karena, pengangkatan PM Thailand juga diputuskan Senat yang beranggotakan 250 orang. Anggota Senat Thailand dipilih langsung militer. Senat menjegal Pita, karena tokoh oposisi itu dianggap beraliran terlalu progresif.

Baca juga : Dijegal Jadi Perdana Menteri Thailand, Pita Limjaroenrat Pantang Menyerah

Dalam berbagai kampanyenya, MFP berjanji mereformasi mliyiter, menghapus wajib militer, dan memecah monopoli bisnis Thailand yang kuat. Selanjutnya, yang dinilai pa￾ling kontroversial adalah, dia berjanji mengubah Pasal 112 KUHP, yang disebut hukum lest-majeste. Hukum itu melindungi monarki Thailand dari kritik atau tantangan politik.

Janji-janji itu dianggap se￾bagai penentu kemenangan MFP yang mengejutkan. Partai itu juga menolak mengubah pendiriannya untuk meraih sim￾pati kalangan konservatif demi kekuasaan.

Pada pemungutan suara untuk jabatan PM pada 13 Juli lalu, Pita gagal memperoleh suara terba￾nyak. Lalu, pada putaran kedua yang digelar sepekan kemudian, pencalonan Pita dijegal karena dianggap melanggar Undang-Undang (UU) Pemilu Thailand.

Baca juga : BI: Kegiatan Dunia Usaha Triwulan II Meningkat

Para pendukung yang tidak terima, melakukan aksi protes. Dilansir The Diplomat kemarin, massa pendukung yang berjum￾lah sekitar 1.000 orang, berkum￾pul di persimpangan Asok yang sibuk, di pusat kota Bangkok.

Tak peduli hujan lebat, mereka menyuarakan penentangan ter￾hadap keinginan rakyat. “Senator, keluar!” pekik mas￾sa. Sedangkan yang lain men￾desak anggota parlemen dari koalisi yang dipimpin MFP untuk tidak “berpindah pihak”, dengan bergandengan tangan dengan partai-partai yang lebih konservatif.

 “Kami akan terus berjuang, tidak peduli berapa bulan kami harus mendukung prinsip-prinsip demokrasi,” kata orator aksi protes di atas panggung.

Baca juga : Menpora Dukung Kompetensi Peradilan Semu Mahasiswa Hukum

Massa meresponsnya dengan mene￾riakkan nama Pita. Kamis pekan ini, Parlemen Thailand akan kembali menggelar pemungutan suara untuk memilih PM. Diprediksi, MFP akan tetap pada pendiriannya, dan rela berada di luar koalisi pemerintahan.

Sejauh ini, MFP telah setuju mitra mereka, Partai Pheu Thai (PTP), untuk men￾calonkan seorang kandidat PM. Namun, dalam beberapa hari terakhir, kalangan konservatif dipastikan tidak akan men￾dukung Pemerintah yang pro perubahan UU lese-majeste. Itu bisa membuat PTP memilih keluar dari koalisi dengan MFP, atau berjalan sendiri sebagai oposisi.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.