Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Dubes Indonesia Untuk China, Djauhari Oratmangun
Persiapan Mencoblos Lancar, Semoga Pemilu 2024 Sukses
Kamis, 24 Agustus 2023 07:00 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Musibah Pandemi Covid-19 ikut merekatkan hubungan kerja sama antara Indonesia dan China. Tak hanya di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Tapi juga di sektor kesehatan. Saat dunia mencekam akibat virus mematikan itu, China memproduksi vaksin antara lain Sinovac, Sinopharm dan lainnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan vaksin Covid-10 made in China. Berikut wawancara eksklusif tim Rakyat Merdeka Ratna Susilowati dan Kartika Sari dengan Dubes Djauhari Oratmangun.
Kerja sama Indonesia dengan China di bidang kesehatan juga terjalin cukup bagus. Misalnya, ketika pandemi, masyarakat Indonesia banyak yang menggunakan vaksin Covid asal China. Bagaimana kerja sama lebih lanjutannya?
Baca juga : Peringati HUT RI Bareng Pekerja Migran
Prioritas kerja sama dengan China salah satunya adalah di sektor kesehatan, infrastruktur kesehatan. Akibat satu virus saja, ekonomi kolaps. Jadi fondasi kesehatan harus diperkuat. Salah satunya kerja sama dengan China. Saat Presiden melakukan kunjungan kerja ke Chengdu, ada penandatanganan kerja sama kesehatan. Itu terkait vaksin, biotech, genomic, medical devices, pembangunan rumah sakit dan lain-lain.
Hadir dalam penandatanganan kerja sama ini Menteri Kesehatan dan Kadin dari kedua negara. Saya pun, sudah berkunjung ke institusi kesehatan terkemuka di China. Dan mereka akan melakukan kerja sama dengan Indonesia.
Baca juga : Pasar Domestik Besar, Tenaga Kerja Produktif
Selain bidang kesehatan, tentunya banyak juga kerja sama di bidang lain. Misalnya, infrastruktur dan terutama digitalisasi. China leading dalam digitalisasi di bidang ekonomi, sustainable development dan energi terbarukan. Kita kerja sama di bidang electric vehicle, pembuatan baterai dan lain-lain.
China adalah salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Setelah pandemi menjadi endemi, bagaimana kondisi perekonomian China saat ini? Apakah sudah recover?
Baca juga : Resmikan Jaringan Berkecepatan 100 Gbps
Saya melihat ekonomi mereka sudah mampu recovery, meskipun perlahan. Selama pandemi mereka berhasil mempertahankan ekonominya tetap positif. Diprediksi tahun 2023 ini, tingkat pertumbuhan ekonomi China di atas 4,7 sampai 5 persen. Jadi, di saat endemi Covid, kemungkinan masih banyak kebijakan yang mereka sesuaikan.
Dalam konteks itulah, kita menjalin kerja sama yang memberikan manfaat dan keuntungan kepada rakyat kedua negara. Baik di bidang perdagangan, ekonomi, investasi dan kerja sama people to people.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya