Dark/Light Mode

Dubes Indonesia Untuk China, Djauhari Oratmangun

Persiapan Mencoblos Lancar, Semoga Pemilu 2024 Sukses

Kamis, 24 Agustus 2023 07:00 WIB
Dubes Djauhari Oratmangun dan istri Elsiwi Handayani, berfoto bersama para diplomat di KBRI Beijing usai upacara perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-78. Foto-foto: KartikaSari/RakyatMerdeka/KBRIBeijing.
Dubes Djauhari Oratmangun dan istri Elsiwi Handayani, berfoto bersama para diplomat di KBRI Beijing usai upacara perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-78. Foto-foto: KartikaSari/RakyatMerdeka/KBRIBeijing.

RM.id  Rakyat Merdeka - Musibah Pandemi Covid-19 ikut merekatkan hubungan kerja sama antara Indonesia dan China. Tak hanya di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Tapi juga di sektor kesehatan. Saat dunia mencekam akibat virus mematikan itu, China memproduksi vaksin antara lain Sinovac, Sinopharm dan lainnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan vaksin Covid-10 made in China. Berikut wawancara eksklusif tim Rakyat Merdeka Ratna Susilowati dan Kartika Sari dengan Dubes Djauhari Oratmangun.

Kerja sama Indonesia dengan China di bidang kesehatan juga terjalin cukup bagus. Misalnya, ketika pandemi, masyarakat Indonesia banyak yang menggunakan vaksin Covid asal China. Bagaimana kerja sama lebih lanjutannya?

Baca juga : Peringati HUT RI Bareng Pekerja Migran

Prioritas kerja sama dengan China salah satunya adalah di sektor kesehatan, infrastruktur kesehatan. Akibat satu virus saja, ekonomi kolaps. Jadi fon­dasi kesehatan harus diper­kuat. Salah satunya kerja sama dengan China. Saat Presiden melakukan kunjungan kerja ke Chengdu, ada penandatanganan kerja sama kesehatan. Itu terkait vaksin, biotech, genomic, medi­cal devices, pembangunan ru­mah sakit dan lain-lain.

Hadir dalam penandatanganan kerja sama ini Menteri Kesehatan dan Kadin dari kedua negara. Saya pun, sudah berkunjung ke institusi kesehatan terkemuka di China. Dan mereka akan melakukan kerja sama dengan Indonesia.

Baca juga : Pasar Domestik Besar, Tenaga Kerja Produktif

Selain bidang kesehatan, tentunya banyak juga kerja sama di bidang lain. Misalnya, in­frastruktur dan terutama digi­talisasi. China leading dalam digitalisasi di bidang ekonomi, sustainable development dan en­ergi terbarukan. Kita kerja sama di bidang electric vehicle, pem­buatan baterai dan lain-lain.

China adalah salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Setelah pandemi men­jadi endemi, bagaimana kon­disi perekonomian China saat ini? Apakah sudah recover?

Baca juga : Resmikan Jaringan Berkecepatan 100 Gbps

Saya melihat ekonomi mereka sudah mampu recovery, meskip­un perlahan. Selama pandemi mereka berhasil mempertahankan ekonominya tetap positif. Diprediksi tahun 2023 ini, ting­kat pertumbuhan ekonomi China di atas 4,7 sampai 5 persen. Jadi, di saat endemi Covid, kemung­kinan masih banyak kebijakan yang mereka sesuaikan.

Dalam konteks itulah, kita menjalin kerja sama yang mem­berikan manfaat dan keuntungan kepada rakyat kedua negara. Baik di bidang perdagangan, ekonomi, investasi dan kerja sama people to people.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.