Dark/Light Mode

Indonesia Berbagi Pengalaman Tangani Eks Napiter Di Pertemuan PBB

Kamis, 21 September 2023 23:04 WIB
Indonesia berbagi pengalaman dalam upaya penanganan mantan narapidana terorisme Napiter di GCTF ke-13, di New York, Amerika Serikat, Rabu, 20 September 2023. (Harian Rakyat Merdeka/RM.id/Kemlu RI)
Indonesia berbagi pengalaman dalam upaya penanganan mantan narapidana terorisme Napiter di GCTF ke-13, di New York, Amerika Serikat, Rabu, 20 September 2023. (Harian Rakyat Merdeka/RM.id/Kemlu RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia berbagi pengalaman dalam upaya penanganan mantan narapidana terorisme (Napiter) di Ministerial Plenary Meeting of the Global Counter-Terrorism Forum (CGTF) ke-13 yang diselenggarakan di sela-sela High Level Week Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Rabu(20/9).

Indonesia diwakili Menteri Luar Negeri (Menlu RI) Retno Marsudi berbagi pengalaman mengenai penanggulangan kejahatan terorisme dan penanganan radikalisasi di Indonesia, khususnya mengenai strategi rehabilitasi dan reintegrasi (R & R) bagi mantan teroris.

Retno mengatakan, ancaman global terorisme terus meningkat dan terus berevolusi mulai dari penggunaan propaganda online dan eksploitasi terhadap teknologi baru termasuk drone dan artificial intelligen (AI) juga semakin tinggi.

Baca juga : Epiroc Percepat Transformasi Industri Pertambangan Dan Konstruksi

Menlu RI juga menyampaikan bahwa angka kematian akibat terorisme dalam lima tahun terakhir dilaporkan meningkat.

"Bagi Indonesia, rehabilitasi dan reintegrasi harus mencakup semua aspek, tidak hanya terbatas pada mantan narapidana teroris, tetapi juga harus memperkuat ketahanan masyarakat dan lingkungan yang menerima mereka," tambahnya.

Retno mendorong pendekatan “whole-of-government" and “whole-of-society", yang menggarisbawahi pentingnya peran dan dukungan yang sinergis antara pemerintah dan masyarakat.

Baca juga : Indonesia Kirim 2000 Peserta Magang Untuk Bantu Perekonomian JepangĀ 

Menurutnya mengubah pemikiran ekstremisme menjadi pemikiran yang damai memerlukan dukungan semua pihak. Indonesia juga mendorong agar dunia internasional memastikan kemajuan teknologi dan riset, agar tidak disalahgunakan.

Menurutnya dunia harus terus memastikan lingkungan yang aman untuk menangkal ekstremisme, termasuk melalui program pendidikan bagi perempuan dan anak.

Sebagai penutup, Menlu Retno menyampaikan harapannya agar GCTF berkomitmen kuat untuk memastikan implementasi yang inklusif dari strategi R & R ini.

Baca juga : Pemuda Jangan Ikut Sebar Narasi Perpecahan

“Karena pemikiran ekstremis hanya dapat tumbuh di tempat yang dipenuhi dengan kebencian," pungkas Menlu RI.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.