Dark/Light Mode

Ngumpul Bareng Jurnalis Muslim Sedunia Di Rusia (2)

Facebook dan Google Biang Kerok Penyebar Fake News

Minggu, 6 Oktober 2019 14:17 WIB
Jurnalis peserta The 5th International Forum of The Muslim Journalists and Bloggers, Kawa Mahmood (Irak), Tariq Qudies (Yordania), dan Mikhail Kalmikov (Rusia) tampak serius menyimak dialog yang digelar pada 25-28 September 2019 di Kota Saint Petersburg, Rusia. (Foto: Kartika Sari/RM)
Jurnalis peserta The 5th International Forum of The Muslim Journalists and Bloggers, Kawa Mahmood (Irak), Tariq Qudies (Yordania), dan Mikhail Kalmikov (Rusia) tampak serius menyimak dialog yang digelar pada 25-28 September 2019 di Kota Saint Petersburg, Rusia. (Foto: Kartika Sari/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wartawan Rakyat Merdeka Kartika Sari menghadiri The 5th International Forum of The Muslim Journalists and Bloggers, atas undangan The Group of Strategic Vision “Russia-Islamic World”.

Konferensi ini digelar pada 25-28 September di Kota Saint Petersburg, Rusia. Perjalanan selama sepekan ini, berakhir di ibukota Rusia, Moskow. Berikut ini laporannya.

Makin menjamurnya fake news dan hoax news di era media digital, menjadi salah satu topik paling menarik yang dibahas dalam “The 5th International Forum of The Muslim Journalists and Bloggers”.

Baca juga : Nggak Ada Yang Berjilbab, Peserta Arab Tampil Seksi

Para peserta yang terdiri dari jurnalis, blogger, pejabat pe- merintah, politisi, diplomat, dosen dan analis itu, sepakat bahwa fake news yang belakangan ini mewabah di era media digital, mesti diperangi dan dibasmi.

Para peserta diskusi juga sepakat bahwa Facebook, Google, WhatsApp, Twitter, Instagram dan media digital lainnya, ikut berperan besar dan bertanggung jawab dalam menyebarkan fake news.

Fake news, hate speech dan disinformasi, tak hanya telah memecah masyarakat sebuah negara. Tapi juga sukses menyebarkan kebencian, mempengaruhi opini publik serta memutarbalikkan fakta.

Baca juga : Tak Terima Disadap, Pangeran Harry Kembali Gugat Media

Rakyat Merdeka berkempatan memberikan pidato di hari kedua konferensi yang digelar The Group of Strategic Vision “Russia-Islamic World” tersebut.

Saya berbagi cerita tentang bagaimana upaya media mainstream dan konvensional di Tanah Air memerangi derasnya fake news dan hoax news selama pemilu presiden (pilpres) April lalu.

Pada kesempatan itu, saya menjelaskan bahwa fake news yang banyak beredar di media sosial, telah berhasil memecah belah bangsa, dan bikin masyarakat Indonesia mempercayai berita bohong sebagai hal yang benar.

Baca juga : Turis Asing Tanpa Ikatan Nikah Boleh Check-In Bareng, Alkohol Tetap Dilarang

Ya, fake news memang ibarat perdagangan narkoba (drugs trade). Bisnis yang menggiurkan dan menjanjikan uang besar itu, bisa eksis karena ada factories (produsen), dealers (penjual atau pengedar) dan victims (pemakai alias korban).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.