Dark/Light Mode

Ngumpul Bareng Jurnalis Muslim Sedunia Di Rusia (2)

Facebook dan Google Biang Kerok Penyebar Fake News

Minggu, 6 Oktober 2019 14:17 WIB
Jurnalis peserta The 5th International Forum of The Muslim Journalists and Bloggers, Kawa Mahmood (Irak), Tariq Qudies (Yordania), dan Mikhail Kalmikov (Rusia) tampak serius menyimak dialog yang digelar pada 25-28 September 2019 di Kota Saint Petersburg, Rusia. (Foto: Kartika Sari/RM)
Jurnalis peserta The 5th International Forum of The Muslim Journalists and Bloggers, Kawa Mahmood (Irak), Tariq Qudies (Yordania), dan Mikhail Kalmikov (Rusia) tampak serius menyimak dialog yang digelar pada 25-28 September 2019 di Kota Saint Petersburg, Rusia. (Foto: Kartika Sari/RM)

 Sebelumnya 
Menurut hasil survei Mafindo, LSM yang fokus memerangi menjamurnya berita hoax, selama pilpres lalu, hoax news terbanyak disebar via media sosial Facebook (47 persen), WhatsApp (11 persen) dan Twitter (9 persen). Sisanya menyebar di Instagram, Google serta media online.

Hoax news yang ramai menghiasi media sosial tersebut, menyerang dua capres yang bertarung: Jokowi dan Prabowo.

Saya juga memaparkan hasil survei World Population Review. Menurut lembaga tersebut, dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta orang, mayoritas berusia muda dan produktif di atas 30 tahun, lebih dari 100 juta masyarakat Indonesia adalah pengguna Facebook.

Baca juga : Nggak Ada Yang Berjilbab, Peserta Arab Tampil Seksi

Indonesia merupakan pengguna Facebook ketiga terbesar di dunia, diikuti WhatsApp, Instagaram dan Twitter. Tak heran, Indonesia menjadi pasar yang sangat gurih dan jadi sasaran empuk buat platform medsos tersebut.

Perangi Fake News

Izzat Saad, diplomat senior Mesir yang menjabat sebagai Director of the Egyptian Council on Foreign Affairs berpendapat, perang melawan fakes news wajib dilakukan komunitas media di dunia.

Baca juga : Tak Terima Disadap, Pangeran Harry Kembali Gugat Media

Fake news di media sosial harus diperangi, terutama oleh media konvensional. Sebab, media konvensional hingga saat ini masih yang paling dipercaya dalam menyajikan berita yang akurat berdasarkan fakta. Fake news banyak disebarkan via Facebook, Google, Twitter dan Instagram serta platform media digital lain- nya,” ujar Dubes Saad.

Kepada Rakyat Merdeka, Saad mengaku sangat menyukai Indonesia. Dia dan keluarganya sudah beberapa kali berkunjung ke Indonesia. “Indonesia adalah negara yang sangat indah. Masyarakatnya ramah, makanannya juga enak. Saya dan putra saya sangat menyukai makanan dan buah- buahan tropis dari Indonesia, seperti pepaya dan rambutan,” kisahnya, saat coffee break.

Saat berkunjung ke Indonesia, kata Saad, dia juga bertemu beberapa tokoh dan pejabat tinggi seperti Presiden Gus Dur, Megawati, Taufik Kiemas dan Susilo Bambang Yudhoyono. (bersambung)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.