Dark/Light Mode

Pidato Soal Iklim Di Acara KTT Pemimpin Dunia

Jokowi Singkat, Tapi Mantap

Minggu, 3 Desember 2023 08:49 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: YouTube)
Presiden Jokowi. (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menyampaikan pidato dalam acara KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim atau biasa disebut Conference of Parties (COP28) di Expo City Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Jumat (1/12/2023) malam. Dalam pidatonya, Jokowi menegaskan untuk mengatasi perubahan iklim, butuh kerja sama semua pihak. Tak bekerja sendiri-sendiri.

Mengenakan setelan jas lengkap warna biru, Jokowi berpidato singkat saja. Tak sampai 4 menit. Mantan Wali Kota Solo itu mengawali pidato dengan menegaskan komitmen Indonesia dalam membangun negara makmur dan berkelanjutan dengan perekonomian inklusif.

Kepala Negara juga menyampaikan Indonesia akan terus bekerja keras dalam mencapai nol emisi karbon sebelum tahun 2060. Sekaligus menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kemiskinan dan ketimpangan yang terus diturunkan secara signifikan, serta lapangan kerja yang terus tercipta.

Kata Jokowi, banyak negara berkembang dalam posisi yang sama dengan Indonesia. Karena itu, kata dia, agenda ini tak bisa dilakukan masing-masing negara. Perlu kerja sama yang kolaboratif dan inklusif berupa aksi-aksi nyata untuk menghasilkan karya-karya nyata. "Itulah yang harus dilakukan di COP28," kata Jokowi.

Dengan segala keterbatasan, kata Jokowi, Indonesia terus menurunkan emisi karbon. Antara 2020 dan dan 2022 Indonesia telah berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 42 persen. Jokowi juga menyampaikan komitmen Indonesia dalam memperbaiki pengelolaan Forest And Other Land Use (FOLU), serta mempercepat transisi energi menuju energi baru terbarukan.

Baca juga : Pidato Mega Mulai Membakar Tanya Ke Relawan Dengan Nada Tinggi: Takut Apa Tidak?

“Dalam hal pengelolaan FOLU, Indonesia terus menjaga dan memperluas hutan mangrove serta merehabilitasi hutan dan lahan,” katanya.

Selain itu, Indonesia juga telah berhasil menurunkan angka deforestasi pada titik terendah dalam 20 tahun terakhir. Hal ini juga diikuti dengan pembangunan persemaian yang telah dilakukan dalam skala besar dan sudah mulai efektif untuk berproduksi.

“Pembangunan persemaian juga kami lakukan dalam skala besar dengan kapasitas total sekitar 75 juta bibit/tahun juga sudah mulai efektif berproduksi,” paparnya.

Dalam hal transisi energi, lanjut Jokowi, Indonesia terus berupaya untuk mempercepat pengembangan energi baru terbarukan. “Terutama energi surya, air, angin, panas bumi, dan arus laut, serta pengembangan biodiesel, bioethanol, dan bioaftur juga makin luas,” tuturnya.

Untuk mewujudkan komitmen tersebut, Jokowi pun mengundang sejumlah pihak seperti mitra bilateral, investasi swasta, filantropi, dan negara sahabat untuk menjalin kolaborasi pendanaan dalam mewujudkan nol karbon emisi pada 2060. “Target Paris Agreement and Net Zero Emission hanya bisa dicapai jika kita bisa menuntaskan masalah pendanaan transisi energi ini. Dari situlah masalah dunia bisa diselesaikan,” tandasnya.

Baca juga : Perburuan Juara Dunia Makin Ketat, Peco Ogah Santai

Ketemu Presiden UEA

Setelah berpidato, Jokowi bertemu empat mata dengan Presiden UEA, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Leadership Paviliun, Expo City Dubai. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyampaikan, apresiasi kepada Presiden MBZ atas terselenggaranya COP28 di bawah presidensi UEA.

Kedua pemimpin lantas membahas soal peningkatan kerja sama di berbagai bidang. Salah satunya migas yang merupakan impor terbesar Indonesia dari UEA. "Indonesia berharap UEA dapat memberikan harga minyak yang lebih kompetitif bagi Indonesia,” kata Jokowi.

Jokowi dan Presiden MBZ juga membahas terkait investasi strategis Indonesia-UEA. Jokowi menyampaikan apresiasi atas dukungan UEA dalam proyek PLTS 145 MW di Cirata, Jawa Barat, dan berharap dukungan serupa untuk merealisasikan sejumlah proyek strategis lainnya di Tanah Air.

Selain itu, Jokowi dan Presiden MBZ turut membahas kerja sama di bidang meteorologi dan geofisika. Indonesia mengharapkan dukungan UEA untuk meningkatkan teknologi early warning system sebagai antisipasi gempa dan tsunami.

Baca juga : Soal Palestina, Jokowi Akui Tak Ditanggapi Biden

“Saya juga menyambut baik disepakatinya MoU antara BMKG dan Pusat Nasional Meteorologi PEA (Persatuan Emirat Arab),” ujar Presiden.

Terkait kerja sama di bidang ketenagakerjaan, Jokowi menyebut, Indonesia komitmen untuk mengirim tenaga profesional, terdidik, dan terlatih ke UEA. Karena itu, dia minta agar pemerintah UEA dapat memberikan jaminan perlindungan bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI).

“Dan akses PMI dibuka lebih luas, khususnya di sektor keuangan, energi terbarukan, dan industri pertahanan,” tutup Presiden.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.