Dark/Light Mode

Dolar Hampir 16 Ribu, Jokowi Panggil Sri Mulyani

Rabu, 25 Oktober 2023 08:11 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Gubernur BI Perry Warjiyo (kedua kiri), Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (kanan), dan Ketua Dewan Komisioner Purbaya Yudhi Sadewa, saat dipanggil Presiden Jokowi ke Istana, Senin (23/10). (Foto: Instagram Sri Mulyani)
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Gubernur BI Perry Warjiyo (kedua kiri), Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (kanan), dan Ketua Dewan Komisioner Purbaya Yudhi Sadewa, saat dipanggil Presiden Jokowi ke Istana, Senin (23/10). (Foto: Instagram Sri Mulyani)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nilai tukar rupiah kian jeblok digencet dolar AS. Nilai tukar rupiah hampir menyentuh Rp 16 ribu per dolar AS. Menyikapi hal ini, Presiden Jokowi memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani, ke Istana, Senin (23/10/2023) sore.

Rupiah sedang sangat loyo. Selama perdagangan kemarin, Selasa (24/10/2023), rupiah sudah menembus level psikologis Rp 15.900 per dolar AS, bahkan sempat menyentuh Rp 15.965 per dolar AS, atau melemah 0,60 persen. Posisi tersebut merupakan yang terlemah sejak 8 April 2020 atau sekitar 3,5 tahun terakhir.

Selain Sri Mul, Jokowi juga memanggil Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa ke Istana. Mereka adalah Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), yang dipimpin Sri Mulyani.

Perry tiba pertama pada pukul 15.00 WIB. Disusul Mahendra dan Purbaya, 20 menit setelahnya. Sri Mul datang terlambat, sekitar pukul 16.15 WIB. Ia terlihat tergesa-gesa. Mengingat, baru pulang dari Semarang, Jawa Tengah. "Telat-telat," akunya. Rapat berlangsung tertutup, dan selesai sekitar pukul 17.30 WIB.

Dalam rapat itu, Sri Mul bersama anggota KSSK lain memberikan banyak laporan kepada Jokowi, di antaranya, kondisi rupiah dan inflasi. Sri Mul menerangkan, berbagai cara akan dilakukan untuk mengamankan hal tersebut. "Adjustment pasti. Namun, itu dalam konteks untuk terus menjaga stabilitas, pertumbuhan ekonomi untuk terus sustainable," katanya.

Baca juga : Deklarasi Prabowo Nunggu Jokowi Pulang

Untuk itu, KSSK tengah menyiapkan langkah paket kebijakan agar sektor riil tetap terjaga. Khususnya kelompok menengah bawah supaya daya belinya terjaga.

Saat menghadiri Investor's Daily Summit 2023 di Hutan Kota GBK, Jakarta, Selasa (24/10/2023), Jokowi menyebut, tak ada yang perlu dikhawatirkan dari depresiasi nilai rupiah. "Aman untuk sektor riil, aman untuk sektor keuangan, dan aman juga untuk inflasi," katanya.

Jokowi tidak memberi penjelasan lebih lanjut atas klaimnya tersebut. Namun, ia membeberkan sejumlah capaian di bidang ekonomi yang menurutnya perlu disyukuri. Misalnya, per 13 Oktober 2023, ketersediaan kas negara mencapai Rp 616 triliun.

"Jadi, untuk napas panjang sampai 2024 masih aman. Pagi ketemu Bu Sri Mulyani masih senyum. Di hati saya, masih tenang," ungkap Kepala Negara.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas 5 persen. Begitu juga dengan pertumbuhan kredit yang berada di angka 8,69. Penerimaan pajak juga tumbuh 5,6 persen dari baseline tahun lalu, pertanda roda perekonomian terus berputar.

Baca juga : Bela Palestina, Jokowi: Stop Kekerasan Di Gaza

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah dipicu sentimen dolar AS yang terus menguat. Artinya, hal ini juga terjadi terhadap sejumlah mata uang negara lain.

Airlangga menyoroti tantangan yang dihadapi ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Yakni kenaikan suku bunga The Fed yang masih berlanjut dan penguatan dolar AS. "Jadi, itu yang harus kita mitigasi hari ini, yaitu mencegah capital outflow," ucapnya, di acara 11th US-Indonesia Investment Summit, di Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengaku, depresiasi rupiah telah dirasakan pelaku usaha, mulai dari sisi produksi. Hal itu karena sebagian besar bahan baku produksi nasional masih berasal dari luar negeri. Pelemahan ini juga berdampak pada tingginya pembayaran utang, yang sebagian besar dalam bentuk dolar AS. "Ini sesuatu yang nggak terhindarkan," ucap Shinta.

Meski biaya produksi berpotensi meningkat, Shinta bilang, pelaku usaha tidak bisa langsung melakukan penyesuaian harga barang di pasar. Sebab, daya beli masyarakat masih terbatas.

Karena itu, ia meminta agar Pemerintah menangani tren pelemahan rupiah. "Sekarang gimana caranya jangan sampai pelemahannya terus menerus. Ini yang harus kita perhatikan," pinta Shinta.

Baca juga : Jokowi: Hentikan Perang Segera..!

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, tanpa mitigasi, pelemahan ini bakal terus berlanjut hingga tembus Rp 16.100-16.500 per dolar AS. Menurutnya, pelemahan ini dampak dari tekanan eksternal, seperti geopolitik Ukraina hingga Timur Tengah. Kondisi ini diperburuk dengan proyeksi pelambatan ekonomi China yang diprediksi hanya tumbuh 4,7 persen-4,8 persen.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Rabu (25/10), dengan judul “Dolar Hampir 16 Ribu, Jokowi Panggil Sri Mulyani”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.