Dark/Light Mode

China Tak Beri Kepastian Soal Sengketa LCS

Filipina Bangun Aliansi Keamanan Dengan AS

Rabu, 21 Februari 2024 06:20 WIB
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Aaron Favila/POOL via REUTERS
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Aaron Favila/POOL via REUTERS

 Sebelumnya 
“Masalahnya di sini bukanlah Filipina yang membuat pilihan. China yang mendorong Filipina jadi kembali mesra dengan AS,” kata De Castro.

Dia mengungkapkan, pada November tahun lalu, Filipi­na dan AS menggagas kerja sama maritim, termasuk patroli gabungan antara angkatan laut kedua negara.

Direktur Southeast Asia Program and Asia Maritime Trans­parency Initiative di Center for Strategic and International Studies (CSIS) Washington DC, Greg Poling, menambah­kan, sejak dekade 1990-an, AS konsisten dalam isu LCS. Dia menyebut Washington memiliki dua kepentingan nasional dalam persengketaan klaim di LCS.

“Yang pertama, yaitu mem­pertahankan kebebasan laut. Artinya aturan atau hukum yang mengatur ruang maritim sesuai aturan internasional,” jelasnya.

Baca juga : Terdakwa Markus Ngaku Pernah Dikerjain Markus

Atas alasan ini pula yang menjadi alasan negara-negara di Eropa memberi perhatian pada isu LCS. Itu sebabnya, Filipina memperoleh dukungan lebih dari 20 negara pada tahun ini yang mendesak China untuk mematuhi putusan arbi­trase 2006. Saat itu, Filipina memenangkan putusan arbitrase internasional menganulir klaim kedaulatan China atas sebagian besar wilayah LCS. Namun, putusan itu ditolak China.

Kedua, isu LCS adalah komit­men aliansi. Poling mengatakan, AS mendukung Filipina sebagai sekutunya. Negara Paman Sam itu mempunyai kewajiban hu­kum dan moral terhadap Filipina berdasarkan Pasal 4 dan Pasal 5 Perjanjian Pertahanan Bersama (Mutual Defense Treaty).

“Hal ini menjadikan hubungan AS-Filipina unik, di antara seluruh hubungan AS di Asia Tenggara,” ucapnya.

Menanggapi pendapat dua narasumber sebelumnya, Direk­tur South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SC­SPI) Hu Bo mengatakan, sah-sah saja kalau China mengusir kapal-kapal non China yang berlalu lalang di LCS tanpa izin Beijing.

Baca juga : Olla Ramlan, Mesra Dengan Junot

“Karena secara historis dan em­piris, LCS sebagian besar adalah kedaulatan China,” belanya.

Dia tidak masalah dengan AS yang memperluas keberadaan pasukannya di Filipina demi menjaga kebebasan bernavigasi, dan komitmen keamanan di ka­wasan perairan internasional.

“Selama tidak menyentuh area teritori China, tidak masalah,” tegasnya.

China diketahui mengklaim sebagian besar LCS sebagai teritorialnya. Klaim itu ditentang sejumlah negara ASEAN yang wilayahnya turut mencakup per­airan tersebut. Seperti Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam dan Malaysia. Wilayah Laut Natuna Utara Indonesia juga bersinggungan langsung dengan klaim China di LCS. DAY

Baca juga : Ketemu Paloh Baru Awal, Jokowi Posisikan Diri Jembatan Bagi Semua

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 14, edisi Rabu, 21 Februari 2024 dengan judul "China Tak Beri Kepastian Soal Sengketa LCS, Filipina Bangun Aliansi Keamanan Dengan AS"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.