Dark/Light Mode

PM Shtayyeh Mundur

AS Dan Hamas Kompak Mau Palestina Lebih Baik

Rabu, 28 Februari 2024 06:20 WIB
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh. Foto: Anadolu Agency
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh. Foto: Anadolu Agency

 Sebelumnya 
Dalam pernyataan di hadapan kabinet, Shtayyeh mengatakan, pemerintahan baru perlu mem­pertimbangkan kondisi realitas di Gaza, yang telah hancur aki­bat pertempuran sengit selama hampir lima bulan.

“Tahap selanjutnya akan butuh pengaturan pemerintahan dan politik baru yang mempertim­bangkan keadaan di Jalur Gaza, perundingan persatuan nasional, dan kebutuhan mendesak untuk konsensus antar-Palestina,” ujarnya, dikutip Al Jazeera.

AS menyambut baik langkah pengunduran diri Shtayyeh. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller mengatakan, AS mendukung reformasi yang dilakukan PA. Dia mengatakan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mendorong Abbas untuk mengambil langkah-langkah tersebut saat berkunjung ke Timur Tengah awal Februari lalu.

Baca juga : KPK: Tinggal Tetapkan Sebagai Tersangka Lagi

“Kami pikir langkah-langkah tersebut positif. Ini langkah penting untuk mencapai pe­nyatuan kembali Gaza dan Tepi Barat di bawah PA,” ujar Miller, dikutip AFP.

Hamas, faksi Palestina yang menguasai Gaza, juga menang­gapi pengunduran diri Shtayyeh. Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan, pengunduran diri Shtayyeh dapat diterima jika ditujukan untuk memben­tuk pemerintahan baru yang mewakili semua kelompok di Palestina.

“Pengunduran diri pemerintahan Shtayyeh hanya ma­suk akal jika dilakukan dalam konteks konsensus nasional mengenai pengaturan untuk tahapan berikutnya,” ujar Sami kepada Reuters.

Baca juga : Sri Mul Salami Prabowo, Moeldoko Salami AHY

PA menjalankan pemerintahan terbatas di beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki Israel, tetapi kehilangan kekuasaan di Gaza, setelah kalah dalam pemilu oleh faksi Hamas pada 2006, sehingga Hamas berkuasa pada 2007.

Peran PA sangat melemah selama bertahun-tahun. Survei menunjukkan bahwa PA sangat tidak populer di kalangan warganya. Namun, PA tetap menjadi satu-satunya badan kepemimpinan yang diakui masyarakat internasional.

Selama berbulan-bulan, PA ti­dak dapat membayar gaji sektor publik secara penuh, karena pe­nolakan Kementerian Keuangan Israel untuk mengeluarkan seba­gian dana. Israel menuding PA mendukung terorisme, karena membantu keuangan warga Palestina yang tewas melawan pasukan Israel dan mengizinkan materi antisemitisme di buku-buku pelajaran sekolah.

Baca juga : Tanggapi Isu Jokowi Masuk Golkar, Airlangga: Bagus... Bagus...

Sejak 7 Oktober 2023, Palestina digempur Israel, setelah Hamas melakukan penyerangan ke wilayah pendudukan Zionis itu. Wilayah Gaza luluh lantak. Jumlah korban tewas dari sisi Palestina terus bertambah, sudah hampir 30 ribu jiwa hingga saat ini. Sebanyak 70 persen korban tewas merupakan anak-anak dan perempuan. DAY

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 14, edisi Rabu, 28 Februari 2024 dengan judul "PM Shtayyeh Mundur AS Dan Hamas Kompak Mau Palestina Lebih Baik"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.