Dark/Light Mode

Ke Manila, Prof Tjandra Akan Paparkan Rencana Aksi Perangi TB Di ASEAN Besok

Kamis, 14 Maret 2024 22:05 WIB
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama (dua dari kanan, mengenakan jas hitam). Foto: Dok. Pribadi
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama (dua dari kanan, mengenakan jas hitam). Foto: Dok. Pribadi

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertemuan Regional Dialogue on Achieving the UN High Level Meeting Commitments on TB di Manila, Filipina hari ini, Kamis (14/3), menjadi ajang bagi negara-negara Asia Tenggara untuk memperkuat komitmen dalam pengendalian Tuberkulosis (TB).

Acara yang diselenggarakan oleh Stop TB Partnership tingkat global dan United Nation Office for Project Services (UNOPS) ini dihadiri oleh 12 negara, termasuk Indonesia.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama yang turut menghadiri pertemuan ini menyebutkan bahwa target-target pengendalian TB di dunia, Asia Tenggara, termasuk Indonesia masih belum tercapai. 

"Dalam pertemuan ini, dibahas panjang lebar tentang bagaimana regional Asia (pertemuan ini dihadiri 12 negara) berupaya maksimal untuk memperkuat pengendalian TB," kata Prof Tjandra dalam keterangannya kepada RM.ID, Kamis (14/3).

Baca juga : Polda Sumut Musnahkan Granat Aktif Sisa Perang Dunia II Di Serdang

Senior Project Leader AIDP-Stop TB Partnership Indonesia ini menceritakan bahwa pertemuan tersebut dimulai dengan panel diskusi yang diikuti oleh para Menkes dan pimpinan delegasi dari Filipina, Indonesia, Pakistan, Kamboja, Vietnam, Thailand, Laos, Papua New Guinea dan Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

Pertemuan tersebut, kata Prof Tjandra membahas tentang pentingnya komitmen tingkat tinggi atau high level commitment dalam pengendalian TB di Asia Tenggara.

"Serta bagaimana memelihara komitmen politik ini," lanjutnya.

Di sesi pertemuan United Nation High Level Meeting on TB yang digelar PBB, Menkes dan pimpinan delegasi dari berbagai negara berbagi pengalaman dan strategi mereka. 

Baca juga : Masyarakat Tenang Ya, Tak Perlu Panic Buying

Indonesia, misalnya, menekankan peran penting kepemimpinan politik, monitoring, dan anggaran. Sementara Filipina menitikberatkan pada peran sektor swasta. Lalu Vietnam menitikberatkan pada filantropi dan kalangan bisnis dan Thailand menyampaikan pengalaman dalam penganggaran melalui program Universal Health Care (UHC).

Prof Tjandra juga mencatat uneg-uneg Kamboja yang fokus menggalang dukungan masyarakat madani dalam memerangi TB, dan Pakistan lebih kepada upaya pendekatan politik.

Laos yang pada tahun memegang keketuaan ASEAN menyampaikan eliminasi tuberkulosis melalui ASEAN Health Sectoral Bodies. Terakhir, Papua New Guinea menyampaikan tantangan pengendalian TB dalam berbagai masalah lingkungan.

Diskusi Kelompok dan Rencana Aksi

Diskusi kelompok fokus pada tiga aspek: pengetahuan dan kesadaran (Awareness), anggaran (Finance), dan aksi yang akan dilakukan.

Baca juga : Geledah 3 Rutannya, KPK Temukan Catatan Penerimaan Dan Aliran Uang Pemerasan

Besoknya, Jumat (15/3) kata Prof Tjandra akan diadakan pertemuan khusus tentang Airborne Infection Defence Platform atau AIDP. 

"Saya akan menyampaikan apa saja rencana kegiatan AIDP di ASEAN di tahun 2024 ini," imbuhnya.

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini menjelaskan bahwa pada dasarnya AIDP menggunakan pendekatan pengendalian penyakit menular yang menular melalui udara atau airborne infection seperti terjadi pada TB dan COVID-19.

"Baik untuk masa kini maupun juga untuk antisipasi kemungkinan pandemi mendatang," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.