Dark/Light Mode

Bau Malam Sampai di Belanda

Kamis, 31 Oktober 2019 22:49 WIB
Acara One Day Batik Workshop yang diselenggarakan di Aula Nusantara KBRI Den Haag, Rabu (30/10). (Foto: KBRI Den Haag)
Acara One Day Batik Workshop yang diselenggarakan di Aula Nusantara KBRI Den Haag, Rabu (30/10). (Foto: KBRI Den Haag)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bau malam yang dimasak di atas kompor menyambut satu per satu kedatangan para tamu undangan One Day Batik Workshop dan menggugah rasa ingin tahu mereka. Para peserta begitu antusias menuju kompor listrik dengan wajan kecil yang berisi malam yang mulai mencair. Puluhan peserta yang berasal dari berbagai kalangan, antara lain kalangan diplomatik dari berbagai Kedutaan Asing di Eropa seperti Australia, Filipina, El Savador, Thailand, Jepang, Ukraina, dan Bolivia, hingga jurnalis Belanda: Diplomat Magazine dan Diplomat TV, mengikuti acara One Day Batik Workshop yang diselenggarakan di Aula Nusantara KBRI Den Haag, Rabu (30/10).

Rusdijana Puja, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Den Haag, sambutannya menyatakan rasa bangga akan warisan budaya Indonesia berupa keindahan kain Batik. Pada kesempatan ini, KBRI Den Haag secara khusus memperkenalkan secara langsung proses pembuatan kain batik kepada para tamu undangan yang dikemas dalam acara One Day Batik Workshop. Disampaikan pula bahwa warga Indonesia patut bersyukur dan bangga karena batik telah lama berhasil menembus pasar internasional dan negara Belanda adalah salah satu negara pengimpor batik terbesar di Eropa.

“Kami berharap kegiatan workshop batik hari ini akan memberikan kontribusi positif bagi promosi batik Indonesia ke dunia internasional terutama di Belanda yang memang sudah menjadi salah satu negara pengimpor terbesar batik Indonesia. Kami juga begitu bangga karena batik menjadi tren dunia saat ini dengan banyaknya kalangan yang menggunakan batik di berbagai kegiatan mereka,” tutur Rusdjiana dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis (31/10).

Baca juga : Kawan Lama di Djuanda

Seusai pembukaan, acara One Day Batik Workshop dilanjutkan dengan program pengenalan secara singkat beberapa motif batik yang ada di Indonesia, proses pembuatan batik dan kemudian dilanjutkan dengan praktek membuat batik. Para peserta tampak begitu semangat mengikuti setiap instruksi yang diberikan oleh Muhammad Sartono, ahli batik dari Sahabat Budaya Indonesia (SBI) yang datang langsung dari Indonesia. 

Proses membatik diawali dengan melelehkan malam hingga mencair sehingga dapat digunakan sebagai tinta, mewarnai pola batik di atas kain mori, kemudian dilanjutkan dengan memberi warna dasar pada pola dengan menggunakan kuas, mencelupkan kain ke dalam pewarna, membilas kain, memanaskannya ke dalam air panas di atas kompor, dan langkah terakhir adalah membilasnya kembali. Seusai membatik, peserta dengan antusias memamerkan hasil karyanya ke peserta lainnya.

One Day Batik Workshop di Den Haag merupakan kegiatan hari ke dua dari dua hari rangkaian workshop di negeri Kincir Angin. Kegiatan workshop serupa telah digelar pula sehari sebelumnya pada 29 Oktober 2019 di Gedung ZIMICH Teater Stefanus kota Utrecht yang dibuka secara langsung oleh Wakil Duta Besar RI, Fikry Cassidy.

Baca juga : Tak Masalah, Menteri Agama Dari Militer

Senada dengan Rusdijana Puja, Wakil Duta Besar RI, menyampaikan rasa bangganya terhadap kain Batik Indonesia. Kain Batik merupakan tradisi Indonesia dan telah menjadi identitas nasional, digunakan dalam berbagai kesempatan dari ritual keagamaan, hari-hari besar, dan maupun aktivitas sehari-hari. Masyarakat Indonesia selalu mengenakan kain Batik dengan bangga karena selain sebagai identitas nasional, Batik juga telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada tahun 2009. Pemerintah Indonesia telah menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik.

Salah satu peserta workshop, Fahlevi asal Belanda mengungkapkan bahwa dirinya sangat antusias mengikuti kegiatan workshop ini, karena selain mendapatkan informasi secara langsung bagaimana membatik oleh ahlinya, tapi juga seluruh peserta diberikan kesempatan melakukan proses membatik secara langsung.

“Betul-betul pengalaman yang unik dan menarik. Saya sampai ingin tidak pulang dari tempat ini dan terus membatik. Bahkan saya sudah mencatat seluruh informasi yang diberikan oleh KBRI Den Haag dan pemateri hari ini untuk dapat menindaklanjuti kerja sama ke depan.” pungkas Fahlevi.

Baca juga : Bahlil Lahadalia Sudah Hadir di Istana, Bakal Jadi Menpora?

Selain pelatihan, One Day Batik Workshop di Utrecht diramaikan juga dengan pertunjukan tari tradisional Indonesia dan kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta yang mayoritas merupakan warga negara Belanda. Kegiatan One Day Batik Workshop baik di Den Haag maupun di Utrecht dapat terselenggara atas kerja sama dengan SBI serta didukung oleh berbagai pihak, antara lain Ambassador's Spouse Association (ASA), Asean Ladies’ Circle (ALC), Dharma Wanita Persatuan KBRI Den Haag, Friends of Indonesia, dan para diaspora Indonesia.

One Day Batik Workshop merupakan komitmen dari KBRI Den Haag untuk terus mempromosikan kekayaan budaya Indonesia dalam bentuk soft power diplomacy dan bertujuan untuk meningkatkan people to people contact antara masyarakat Belanda dan Indonesia. Diharapkan kegiatan dapat memajukan hubungan kerja sama di berbagai bidang, seperti budaya, perdagangan, investasi dan pariwisata. Kegiatan ini juga selaras dengan program Pemerintah Indonesia dalam rangka mendukung peningkatan ekspor produk Indonesia ke luar negeri termasuk produk batik. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.