Dark/Light Mode

Dubes Penny Williams Kagumi Mural Kolaborasi Seniman RI-Australia

Senin, 1 April 2024 07:29 WIB
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams (kedua kiri) dan Dirjen Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jai lani (kedua kanan), bersama seniman mural Indonesia Age ‘Tutu’ Airlangga (kiri) dan seniman mural Australia George Rose di Pla netarium Promenade, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (29/3/2024). (Foto: Larasati Dyah/Rakyat Merdek/RM.id)
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams (kedua kiri) dan Dirjen Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jai lani (kedua kanan), bersama seniman mural Indonesia Age ‘Tutu’ Airlangga (kiri) dan seniman mural Australia George Rose di Pla netarium Promenade, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (29/3/2024). (Foto: Larasati Dyah/Rakyat Merdek/RM.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Takjub dan terkesima, kesan yang dirasakan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, saat melihat mural hasil karya seniman Indonesia, Age ‘Tutu’ Airlangga, yang berkolaborasi dengan seniman Australia, George Rose. Karya seni kontemporer keduanya terpampang di dinding Planetarium Promenade, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, yang diluncurkan pada Kamis (29/3/2024).

Mural tersebut diberi judul ‘Together’. Dubes Australia mengatakan, karya seni mural ini merefleksikan hubungan antara Australia dan Indonesia, dalam rangka ‘Peringatan 75 Tahun Hubungan Diplomatik’ kedua negara.

“Australia dan Indonesia memiliki hubungan yang lebih dari sekadar sahabat. Kita berkumpul sore ini untuk merayakan sejarah yang kita miliki bersama dan juga persahabatan yang erat antara kedua negara,” kata Williams dalam sambutannya.

Dubes kelahiran 1964 itu bercerita, Indonesia memiliki hubungan menarik dengan Negara Kanguru. Australia adalah pendukung terkuat Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Saat itu, Australia mewakili Indonesia dalam perundingan PBB untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Baca juga : Bank Mandiri Kolaborasi dengan APERSI Genjot KPR

“Tak banyak yang tahu, Indonesia mendapat banyak dukungan dari masyarakat Australia untuk mendapatkan kemerdekaanya,” kata Williams.

Mural karya seniman Tutu menggunakan bentuk lengkungan yang menyerupai por,tal yang mengarah ke karya George. Tutu mengatakan, susunan ini mencerminkan peran Kedutaan Besar Australia yang berfungsi sebagai jendela ke Australia dari Jakarta.

Di luar lengkungan, Tutu menggunakan bentuk-bentuk abstrak untuk menciptakan pola dinamis, lambang kolaborasi Indonesia dan Australia. Satu figur memegang tali yang melam bangkan ikatan hubungan, sementara figur lainnya memegang buku, simbol pengetahuan dan pertukaran budaya.

“Manusia senang dan akrab dengan simbolisasi. Mereka sudah terlalu bosan dengan yang digambarkan secara gamblang. Karya saya banyak figuratif, jadi karya saya ini menggambarkan bagaimana orang Indonesia dan orang Australia bisa saling membantu,” ujarnya.

Baca juga : Amerika Desak Israel Izinkan Kaum Muslim Shalat Di Al Aqsa Selama Ramadan

Sementara di dalam lingkungan, George Rose menggambarkan simbol simbol botani nasional dari masing-masing negara. Dari Indonesia, Rose menggambar melati putih dan anggrek bulan yang menggambarkan pesona keindahan Indonesia. Sedangkan bunga Rafflesia Arnoldi melambangkan kelangkaan. Secara kolektif ketiganya melambangkan simbol persatuan.

Sedangkan dari Australia, Rose menggambar bunga wattle emas, lambang bunga resmi Australia dan simbol persatuan. Bunga-bunga ini disajikan saling terkait, mencerminkan hubungan erat Australia dan Indonesia.

“Jadi ini adalah representasi visual dari hubungan antara kedua negara kita. Salah satu keindahan seni mural adalah tidak adanya batasan. Tidak ada hambatan masuk. Siapa pun yang berada di depan umum bisa datang dan menikmati karya seni tersebut,” kata George Rose.

Mural ini menggunakan teknologi Augmented reality. Hal ini memungkinkan publik berinteraksi langsung dengan karya seni tersebut. Mural ini dapat dinikmati sepanjang 2024 di Taman Ismail Marzuki.

Baca juga : Mentan Ajak Kolaborasi Ex-Peneliti Litbang Pertanian

Peluncuran mural ini dilakukan berbarengan dengan Peresmian Logo Peringatan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Australia-Indonesia. Logo ini dibuat oleh Alif Pandu Sofyana, yang menampilkan simbol nasional kedua negara, yaitu Burung Garuda dan Kanguru.

Saat launching logo dan mural, Dubes Williams ditemani Dirjen Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri, Abdul Kadir Jailani. Abdul Kadir menggaris bawahi pentingnya hubungan yang dapat menghasilkan kolaborasi dan membuka kesempatan yang saling menguntungkan rakyat Indonesia dan Australia.

"Kita melihat banyak kemajuan di sektor perdagangan, investasi, pariwisata, pendidikan, seni budaya dan masih banyak lagi. Inilah yang ingin kita capai dari kemitraan strategis komprehensif kedua negara, yang disepakati sejak 2018,” ujarnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.