Dark/Light Mode

Dicap Diktator Oleh Capres AS, Jong Un Sebut Anjing Gila Yang Harus Disuntik Mati

Sabtu, 16 November 2019 09:09 WIB
Presiden AS Donald Trump bertemu pimpinan Korut Kim Jong-un. (Foto: Associated Press).
Presiden AS Donald Trump bertemu pimpinan Korut Kim Jong-un. (Foto: Associated Press).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kim Jong-un naik pitam. Gara-garanya, pemimpin tertinggi Korea Utara itu disebut “diktator dan tiran” oleh Joe Biden, kandidat Capres AS dari Partai Demokrat. Jong-un jelas tak terima. Merasa pemimpin tertingginya dilecehkan, Korut membalas kritikan tersebut dengan menyemburkan sumpah serapah.

Jelang pemilihan presiden yang akan digelar tahun depan, suhu politik di Amerika Serikat mulai menghangat. Sejumlah kandidat capres dari Partai Demokrat mulai unjuk gigi. Berkampanye keliling untuk mendapat dukungan. Sejumlah kebijakan Presiden AS Donald Trump mulai dikritik dan dikuliti.

Joe Biden, salah satu kandidat capres dari Partai Demokrat termasuk yang paling agresif menyerang. Berbagai kebijakan Trump dikritik habis-habisan. Baru-baru ini dalam kampanyenya, mantan wapres AS itu mengkritik kebijakan politik luar negeri Trump yang sudah menjalin hubungan dengan Pyongyang, Korea Utara. 

Menurut Biden, Trump sedang memanjakan seorang diktaror dan tiran yang kejam. Sementara sekutu AS yang sebenarnya malah disingkirkan. Siapa diktaror dan tiran yang dimaksud, Biden tidak mengungkapnya. Namun dalam video iklan itu berbarengan dengan munculnya gambar Trump yang berjabat tangan dengan Kim Jong-un pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Singapura tahun lalu.

Baca juga : Korut Kutuk Mantan Wapres AS Joe Biden Anjing Gila

Kritikan yang disampaikan kepada Trump itu ternyata sampai juga ke Pyongyang. Balasan komentar terhadap Biden disampaikan melalui kantor berita resmi Korut, KCNA.

Dalam rilis yang dikutip AFP kemarin, KCNA menyerang Biden. Biden disebut “anjing gila yang perlu disuntik mati”. “Ia harus dipukuli sampai mati dengan tongkat,” tulis KCNA.

KCNA juga mengolok-ngolok Biden yang sedang dalam kondisi “tahap akhir pikun” dan “tidak kunjung bangun dari tidurnya serta tinggal menunggu waktu ajal”.

Sebaliknya, Korut memuji "hubungan pribadi yang erat" antara Jong-un dan Trump. Hubungan keduanya dianggap sudah menyelamatkan kedua negara dari pola permusuhan yang destruktif. Kedua pemimpin telah bertemu tiga kali untuk membahas peningkatan hubungan dan mengakhiri program senjata nuklir Korut.

Baca juga : Sangat Tidak Aman, Tambang Ilegal Harus Segera Dihentikan

Bukan kali ini saja Korut mengolok-olok Biden. Pada bulan Mei lalu, Biden juga pernah disebut dungu dan memiliki IQ rendah setelah menyebut Jong-un sebagai diktator dan tiran.

Seorang peneliti senior di Institut Sejong, Korea Selatan mengatakan, retorika yang diungkapkan kantor berita itu menunjukkan Korea Utara sangat kesal terhadap Biden. "Pyongyang selalu benci mendengar pemimpinnya dicap tiran atau diktator oleh dunia luar," tuturnya.

Kendati demikian spesialis propaganda Korea Utara dari Hankuk University of Foreign Studies, Korea Selatan ini mengakui olokan terhadap Biden kali ini termasuk ekstrem. Metafora "menghabisi anjing" sendiri sudah beberapa kali dilayangkan oleh Korea Utara.

Trump juga pernah menjadi target amarah Pyongyang pada 2017 lalu. Kala itu, kedua pemimpin negara tersebut saling lempar cercaan dan ancaman sebelum akhirnya bertemu dan berekonsiliasi.

Baca juga : Jangan Panik Saat Gempa, Ini Yang Harus Dilakukan

Ketika pertengkaran semakin memanas, Jong-un pernah mengolok-olok Trump sebagai orang Amerika yang gila mental sehingga harus dijinakkan dengan api. Kemudian olokan disusul oleh KCNA yang menyebut Trump sebagai "anjing gila".  [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.