Dark/Light Mode

Sebelum Tembaki Pangkalan AL Amerika

Letnan Saudi Kritik AS Via Twitter, dan Nonton Video Penembakan Massal

Minggu, 8 Desember 2019 11:01 WIB
Pangkalan udara Angkatan Laut AS, Naval Air Station, Pensacola, Florida (Foto: wikihow)
Pangkalan udara Angkatan Laut AS, Naval Air Station, Pensacola, Florida (Foto: wikihow)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Militer Angkatan Udara (AU) Arab Saudi yang menjadi tersangka penembakan yang menewaskan 4 orang (termasuk dirinya, Red) dan 8 orang luka-luka di pangkalan Udara Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat di Florida, Jumat (6/12), disinyalir pro ekstremisme.

Sebagian korban adalah fresh graduate Naval Academy, yang bercita-cita menjadi pilot pesawat tempur.

Kelompok pelacak aktivitas ekstremisme online menemukan fakta, bahwa beberapa jam sebelum penembakan terjadi, sang penerbang memposting kritik di media sosial terhadap perang AS, dan kutipan pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden yang menjadi dalang tragedi 11 September 2001. 

Meski begitu, penyidik federal belum mengungkap motif apa pun di balik serangan yang terjadi di dalam ruang kelas pangkalan udara Naval Air Station Pensacola, Jumat (6/12) dini hari itu.

Sekretaris Pertahanan AS Mark Esper mengatakan, ia tak siap melabeli aksi tersebut dengan istilah terorisme.

Untuk diketahui, dalam sepekan, aparat telah dua kali menembak pelaku serangan sadis di pangkalan militer AS itu. Peristiwa pertama terjadi Pearl Harbor pada Rabu (4/12), dan menewaskan tiga orang, termasuk pelaku.

Baca juga : Anggota AU Saudi Tembaki Pangkalan AL Amerika, 4 Tewas 8 Luka-luka

Pemerintah Arab Saudi pun bergerak cepat merespon kejadian ini. Dalam hitungan jam, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud mengontak Presiden AS Donald Trump untuk menyatakan belasungkawa dan janji mendukung penuh investigasi terhadap kasus tersebut.

Pihak berwenang mengumumkan, tersangka adalah anggota militer AU Arab Saudi, yang sedang mengikuti program pelatihan yang dirancang AL Amerika untuk membina hubungan dengan sekutu asing.

Namun, mereka menolak menyebut nama dan identitas pelaku ataupun korban.

Akan tetapi, dua ofisial AS yang tak mau disebutkan namanya mengungkap, penembak bernama Letnan Dua Mohammed Saeed Alshamrani.

Laporan media AS pada Sabtu (7/12) yang mengutip keterangan sumber terpercaya menyebutkan, pelaku menonton video penembakan massal saat makan malam pada awal pekan ini bersama militer AU Saudi lainnya.

Sementara itu, New York Times melaporkan, penyidik tak menemukan kaitan Alshamrani dengan jaringan teroris mana pun. Bisa jadi, radikalisasi hanya ada di alam pikirannya saja.

Baca juga : Setelah Penerimaan Siswa, Zonasi Juga Akan Diterapkan untuk Penempatan Guru

Alshamrani pertama kali masuk AS pada tahun 2018, kemudian kembali ke Arab Saudi, dan kembali lagi ke AS pada Februari 2019. Ia pun dilaporkan mengikuti program pelatihan di Pensacola, tiga hari sebelum insiden tragis terjadi.

Tiga dari delapan orang yang terluka adalah aparat penegak hukum. Satu orang polisi AL, dan dua orang wakil sherrif county. Ketiganya diprediksi bisa segera pulih kembali.

Sedangkan satu korban tewas diidentifikasi dengan nama Joshua Kaleb Watson, (23). Taruna Naval Academy di Annapolis, Maryland yang baru saja lulus. Keluarganya bilang, dia tiba di Pensacola untuk mengikuti diklat penerbangan, dua pekan lalu.

Enam Militer Saudi Disidik

Dalam jumpa pers di Gedung Putih, Sabtu (7/12), Presiden AS Donald Trump mengatakan, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dan Putra Mahkota Mohammad bin Salman sangat terpukul mendengar berita ini.

Tak hanya mengucapkan duka cita dan simpati terdalam, pemerintah Saudi berjanji akan mengusut tuntas kasus ini.

Baca juga : Sydney Seperti Neraka

New York Times melaporkan, enam tentara Saudi yang mengikuti pelatihan ini telah disidik di Florida. Tiga di antaranya, turut menyaksikan video pembunuhan massal bersama Alshamrani.

Sementara itu, dari Arab Saudi, CNN melaporkan, paman Alshamrani yang bernama Saad bin Hantim Alshamrani mengungkap, keponakannya yang berusia 21 tahun itu sehari-harinya selalu bersikap sopan. Dia dikenal jujur dan memegang teguh komitmen.

Dari pantauan SITE Intelligence Group, yang memonitor aktivitas ekstrimis Islam di media online, Alshamrani terlihat memposting justifikasi serangan terencananya dalam bahasa Inggris. Justifikasi itu disampaikan melalui akun Twitternya, beberapa jam sebelum menjalankan aksi biadab.

Analis SITE mengungkap, Alshamrani merujuk pada perang AS di negara-negara muslim. Alshamrani disebut membenci orang Amerika karena "melakukan kejahatan tidak hanya terhadap umat Islam, tetapi juga kemanusiaan," dan mengkritik dukungan Washington untuk Israel, Dia juga mengutip bin Laden, dalang Saudi atas serangan terhadap Amerika Serikat pada 11 September 2001.

Namun, Reuters belum memverifikasi keaslian akun, @ M & MD_SHAMRANI, yang telah di-suspend oleh Twitter pada Jumat (6/12). [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.