Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Serikat buruh terbesar Tunisia telah mengumumkan pemogokan umum dua hari untuk karyawan sektor publik pada 20 Februari.
“Pemogokan umum adalah suatu keharusan,” kata Noureddine Taboubi, kepala Serikat Buruh Umum Tunisia (TGLU), dalam pernyataan setelah pertemuan serikat di kota timur Hammamet pada Sabtu (19/1).
Baca juga : KH Maruf : Sisi Kemanusiaan Jokowi, Luar Biasa
Pemogokan terjadi setelah dialog dan negosiasi dengan pemerintah mengenai kenaikan gaji untuk pegawai sektor publik menemui jalan buntu.
November lalu, serikat pekerja mengadakan pemogokan serupa untuk menuntut upah yang lebih tinggi bagi anggota angkatan kerja publik Tunisia yang kira-kira 650.000 orang. Namun, pemogokan itu gagal membujuk pemerintah.
Baca juga : Oposisi India Protes Pencalonan Narendra
Sejak pemberontakan rakyat Tunisia pada 2011, negara itu telah mengalami setidaknya tiga pemogokan umum untuk memprotes kondisi ekonomi yang memburuk.
Tunisia adalah tempat kelahiran pemberontakan Musim Semi Arab yang melanda Timur Tengah dan Afrika Utara pada awal 2011.
Baca juga : Bush Bagi-bagi Pizza Ke Intel
Pemberontakan rakyat Tunisia memaksa penguasa otoriternya, Zein Al Abidine Ben Ali mundur. Dia akhirnya meninggalkan negara itu setelah hampir 25 tahun berkuasa. [DAY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya