Dark/Light Mode

Dukungan Militer Mulai Goyah

Dipaksa Lengser, Maduro Ingin Percepat Pemilu

Senin, 4 Februari 2019 15:56 WIB
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. (Foto : Istimewa).
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Venezuela Nicolas Maduro, mengusulkan untuk mempercepat pemilu parlemen di tengah perebutan kekuasaan presiden dan mulai goyahnya dukungan militer terhadap Maduro.

Maduro berusaha untuk mengatasi manuver kelompok oposisi yang menguasai Majelis Nasional. Ketua Majelis Nasional Juan Guaido telah memproklamirkan dirinya sebagai presiden sementara dan gerakan memaksa Maduro lengser. Berbahaya bagi Maduro, jika kontrol parlemen makin kuat.

Dalam pidato di hadapan para pendukungnya, di ibu kota Venezuela, Caracas, Sabtu (2/2), Maduro mengatakan hal itu akan tergantung pada Majelis Konstituen (DPR) yang propemerintah untuk memutuskan apakah akan mendukung usulannya atau tidak.

Baca juga : Dieksekusi, Buni Yani Ingin Diperlakukan Seperti Ahok

Dia mengatakan Majelis Konstituen akan meminta dilakukannya pemilihan anggota Majelis Nasional pada tahun ini. Pemilu legislatif di negara Amerika Selatan itu sebelumnya dijadwalkan digelar pada 2020. Terkait hal itu, anggota oposisi Armando Armas menyatakan, rencana Maduro tersebut adalah sebuah aksi provokasi.

Dukungan terhadap Maduro dari militer di dalam negeri berkurang setelah Jenderal Francisco Yanez, salah seorang staf senior di Angkatan Udara (AU) Venezuela, berpindah ke kubu oposisi dan mengakui Juan Guaido sebagai presiden. Kepala Atase Militer Venezuela untuk AS juga sebelumnya telah membelot ke kubu yang sama.

“Rakyat Venezuela, 90 persen anggota militer Venezuela tidak mendukung diktator, mereka bersama rakyat Venezuela. Transisi ke demokrasi sangat mendesak,” ucap Yanez dalam sebuah video yang beredar.

Baca juga : Inggris Redam Pengaruh China

Adapun Guaido meyakini akan ada pihak-pihak yang mengikuti langkah Yanez. Dia juga menawarkan amnesti bagi pejabat militer dan pejabat publik yang mendukung pihak oposisi.

“Saya yakin ada banyak pejabat dan tentara yang akan menyusul, segera, segera,” ucap Guaido. Di setidaknya tiga kota, polisi anti-huru hara yang seharusnya bertugas mengadang para demonstran untuk menggelar kampanye, justru membiarkan mereka.

Guaido memimpin gerakan untuk memaksa Maduro lengser dari kekuasaan setelah suksesor Hugo Chavez itu mengambil sumpah jabatan bulan lalu untuk masa jabatannya yang kedua yang secara luas dianggap tidak sah.

Baca juga : Gelar Malam Berbagi Ide Tantangan Kemajuan Teknologi

Sebagai bentuk perlawan, Guaido memproklamirkan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela. Langkah Guaido ini mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS), Kanada, dan sejumlah negara Amerika Latin dan Eropa.

Sementara Rusia, China, Meksiko, Iran, Turki, Kuba, Bolivia, dan Nikaragua telah menyuarakan dukungan mereka untuk Maduro sebagai presiden sah negara itu, dan meminta kekuatan luar untuk tidak ikut campur dalam urusan internal Venezuela. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.