Dark/Light Mode

Mencapai Minus 45 Derajat Celcius

Suhu Dingin Tembus Sepatu Boot Warga AS

Sabtu, 2 Februari 2019 08:58 WIB
Para pekerja di Chicago tetap berangkat ke kantor, Kamis (31/1), meski suhu berada minus 45 derajat Celcius. (Foto : AP Photo).
Para pekerja di Chicago tetap berangkat ke kantor, Kamis (31/1), meski suhu berada minus 45 derajat Celcius. (Foto : AP Photo).

RM.id  Rakyat Merdeka - Suhu ekstrem teramat dingin tengah melanda Amerika Serikat (AS). Sejumlah aktivitas di tempat umum terganggu. Tapi masih ada yang bekerja di luar rumah.

Seperti Brett Thicke, Jim Garde, Sarah McMullen dan Dave Giacomin. Dilansir BBC, mereka tetap bekerja di tengah suhu mencapai minus 45 derajat Celsius.

Thicke adalah pengawas proyek pengerjaan fasilitas publik di Desa Richfield, Wisconsin. Dia berkewajiban memastikan jalanan di pedesaan itu bersih dan aman untuk dilalui. Dia hanya dapat mengoperasikan mesin penyapu salju selama tiga jam karena cairan hidrolik tak berfungsi normal akibat temperatur.

Brrr, luar biasa tiga jam di luar ruangan. Namun Thicke tetap semangat. Dua hal yang memotivasi untuk tetap bekerja ketika suhu dingin. Dia merasa bangga dengan pekerjaannya karena selain harus mencari nafkah untuk anak-anaknya, dia memastikan masyarakat tetap selamat di jalanan.

“Selama bertahun-tahun saya bekerja, saya belum pernah melihat hal seperti ini dan tak ada hal yang dapat saya bandingkan dengan situasi ini,” ujar Brett.

“Saya berusaha mengingat suhu cuaca paling dingin yang pernah saya rasakan, lalu melipatgandakannya 10 kali. Yang terjadi saat ini adalah cuaca dingin yang tak dapat dijelaskan,” imbuhnya.

Baca juga : Kemenhub Bangun 10 Bandara

Suhu di Richfield hampir -45 derajat celcius. Saat berjalan keluar ruangan, dia merasa setiap akar brewoknya berdiri. Bahkan ketika seluruh wajahnya tertutup.

Mata mulai berair akibat angin yang kencang. Namun, air itu membeku di ujung kelopak dan bulu matanya. Semua itu tetap dia rasakan meski sudah memakai baju berbahan termal. Suhu dingin menembus sepatu botnya.

Garde lain lagi kisahnya. “Semakin dingin suhu udara, semakin sibuk pula kami bekerja. Anda hanya perlu mengatasinya,” katanya.

“Anda harus terus bergerak atau Anda kedinginan. Anda harus bekerja keras untuk tetap hangat,” sambungnya.

Garde bertugas memperbaiki pipa air yang bocor di Madison, Wisconsin, selama 16 tahun terakhir. Dia dapat dipanggil jam berapa pun. “Bukanlah hal yang menyenangkan untuk berada di luar ruangan dalam cuaca seperti ini, terutama jika Anda keluar setelah petang, ketika suhu semakin dingin,” tuturnya.

Salah satu kekhawatiran Jim adalah kondisi jalan raya yang lincin akibat salju. Warga bisa saja kehilangan kontrol ketika membawa kendaraan. Solusinya, dewan kota memberi kami jaket yang dapat terlihat mencolok pada malam hari.

Baca juga : Ajak Militer Lawan Maduro

Hal yang membuatnya mampu melalui kondisi suhu ekstrem ini adalah para rekan kerjanya. “Anda harus berusaha menikmati dingin ini. Anda butuh orang-orang untuk membuat Anda tertawa dan pasti selalu ada jalan keluar atas kondisi ini,” kata Jim.

Kisah Sarah McMullen, pekerja di rumah sakit di Indianapolis, Indiana, juga penuh tantangan. Kawasan itu bersuhu minus 23 derajat celsius. Perempuan itu tim yang menerima pasien via ambulans di pintu kedatangan rumah sakit. Jadi dia tenaga gawat darurat.

Meski khawatir dan deg-degan bertugas di suhu dingin, dia tak memikirkan ketakutannya. Dia memikirkan solusi. “Saya membawa selimut di mobil, satu tas berisi kebutuhan selama satu malam, dan beberapa lapis baju untuk aktivitas sekitar 20 menit di luar ruangan,” ujarnya.

“Terkadang itu bukanlah proses yang singkat, jadi kami harus berinovasi agar pasien dan diri kami tetap hangat.”

Tidak semua orang mengkhawatirkan cuaca dingin ekstrem. Dave Giacomin justru senang temperatur udara sangat renPekerjaan dah. Dia pendaki es yang menyediakan jasa pendampingan bagi orang-orang yang hendak menaiki gunung.

“Cuaca dingin seperti ini bagus untuk saya. Semakin dingin, maka akan semakin baik,” katanya.

Baca juga : Bantu Jaga Stand Pameran Adventure 2019

Dia tengah mempersiapkan pendakian besar ke Gunung Katahdin di Taman Nasional Baxter di Maine.

Dave terbiasa menghadapi cuaca dingin dan menyebut kondisi saat ini belum terlalu buruk. “Sangat relatif,” kata dia. Dave paham tidak semua orang mau mengadu nasib di luar ruangan dalam kondisi dingin.

“Masyarakat melihat yang saya lakukan dan mereka menyebut saya gila. Namun saya lihat orang-orang duduk di dalam ruangan dan menilai merekalah yang gila.”

Dia menjalani dan menikmati hidup meski cuaca sangat dingin. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.