Dark/Light Mode

Stop Bantu Palestina, Trump Sakiti Umat Islam

Sabtu, 2 Februari 2019 11:44 WIB
Presiden AS Donald Trump (Foto: usatoday.com)
Presiden AS Donald Trump (Foto: usatoday.com)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghentikan seluruh bantuan untuk Palestina terbukti. Apa yang dilakukan Trump telah menyakiti umat Islam. Seperti dilansir CNN, seorang pejabat AS mengamini pemerintah telah memutuskan menghentikan seluruh bantuan dalam bentuk apa pun, di Tepi Barat dan Jalur Gaza, Palestina. Alasannya, Palestina minta bantuan itu dihentikan.

"Atas permintaan Otoritas Palestina, kami menghentikan sejumlah proyek dan program yang didanai dan dibantu USAID di seluruh Tepi Barat dan Jalur Gaza," kata seorang pejabat AS, Jumat (1/2).

Penghentian seluruh bantuan itu diputuskan sejak Kamis (31/1), sesuai pernyataan Trump yang memberikan regulasi, seperti hendak menyudutkan perjuangan kemerdekaan Palestina.

Baca juga : PM Palestina Mundur, Pukulan Rekonsiliasi Hamas-Fatah

Trump sebelumnya mengancam melalui Undang-Undang Klarifikasi Anti-Terorisme, (ATCA), yang menyebutkan pemerintah AS bisa menuntut para penerima bantuan di pengadilan Negeri Paman Sam, jika diduga terlibat perkara terorisme.

Tak ingin berbuntut panjang, otoritas Palestina tegas menolak seluruh bantuan AS gara-gara beleid itu, ketimbang dipermasalahkan di kemudian hari. Alhasil, Palestina kehilangan sokongan 65 juta dolar AS, atau setara Rp 850 miliar. Meski Trump telah menyetop anggaran, USAID masih berada di Palestina, dan belum menarik seluruh pegawainya di Kedutaan Besar AS di Yerusalem.

Pejabat senior Palestina, Saeb Erekat, mengamini pihaknya menolak seluruh bantuan AS. Dia khawatir, Palestina dapat menjadi target tuntutan berlandaskan ATCA. Penghentian bantuan dari AS ini jelas berdampak kepada umat muslim Palestina. Jubir Presiden Palestina Mahmoud Abbas,

Baca juga : Selebritas Indonesia Bantu Pengungsi Palestina Di Yordania

Nabil Abu Rudeineh menegaskan, warganya semakin miskin dan sengsara, tanpa bantuan AS. "Penangguhan bantuan untuk rakyat kami, termasuk sektor-sektor penting seperti kesehatan dan pendidikan, dangat berdampak negatif pada semuanya. Ini menciptakan atmosfer negatif, dan meningkatkan instabilitas," kata Nabil.

Seperti diketahui, Trump sempat mengancam akan menghentikan bantuan ke Palestina, jika mereka tak setuju ambil bagian, dalam pembicaraan damai yang diprakarsainya. Trump sempat menuduh Palestina tak menghargai Amerika, dan mengatakan,"Kenapa kami harus melakukan sesuatu untuk mereka, sementara mereka tak melakukan apa-apa untuk kami?"

Palestina belum lama ini menyatakan menolak peran Amerika, sebagai penengah netral dalam upaya pembicaraan damai. Mantan Juru Runding Palestina, Saeb Erekat mengomentari pernyataan Trump. "Trump bisa membeli banyak hal dengan uangnya, tapi dia tidak bisa membeli martabat bangsa kami," kata dia.

Baca juga : Piatek Bakal Bersinar Di AC Milan

Di tahun ini, Amerika mengumumkan bahwa mereka menahan lebih dari setengah bantuan untuk Badan PBB yang menangani pengungsi Palestina, sekitar 65 juta dolar AS. Namun,  Departemen Luar Negeri belakangan ini menyatakan, itu bukan uang yang dimaksud Trump.

Yang dimaksud Trump adalah bantuan bilateral, untuk dukungan ekonomi dan pelatihan keamanan. Amerika adalah donor terbesar bagi Palestina dan sejumlah negara lain, khususnya terkait Timur Tengah. Belakangan, Trump menjadikan bantuan sebagai kartu, dalam kebijakan internasionalnya di Timur Tengah. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.