Dark/Light Mode

100 Dokter Di Italia Meninggal Tangani Corona

Nauzubillah, Semoga Tidak Terjadi Di Sini

Sabtu, 11 April 2020 07:03 WIB
Ilustrasi dokter. (Foto: AP)
Ilustrasi dokter. (Foto: AP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabar menyedihkan datang dari Italia. 100 dokter di Negara Pizza itu meninggal karena menangani pasien corona. Nauzubillah, semoga tak terjadi di sini. 

Angka ini terhitung sejak pandemi corona mulai melanda Italia, Februari lalu. Asosiasi Kesehatan Italia, FNOMCeO mengkonfirmasi hal ini, Kamis (9/4) lalu. "Jumlah dokter yang meninggal karena corona adalah 100. Mungkin bahkan 101 saat ini," kata juru bicara FNOMCeO seperti dikutip dari kantor berita Al Jazeera.

Jumlah dokter yang meninggal termasuk dokter pensiunan yang dipanggil lagi oleh pemerintah. Mereka mulai bertugas sekitar satu bulan lalu, lantaran kekurangan tenaga medis.

Baca juga : Mendagri: Dalam Perang Lawan Corona, Semua Harus Bekerja Sama

Untuk diketahui, Italia adalah negara dengan tingkat pandemi corona tertinggi ketiga di dunia. Jumlah kasus positif mencapai 143.626 dengan angka kesembuhan sebanyak 28.470. Sementara 18.279 ribu orang meninggal. 

Ganasnya penyebaran corona di Italia membuat tenaga medis yang terbatas, kewalahan. Meski demikian ada tren positif, yaitu jumlah pasien yang menjalani perawatan di ICU terus menurun selama lima hari terakhir.

Lembaga kesehatan masyarakat ISS Roma memperkirakan, 10 persen yang terinfeksi virus corona di Italia bekerja di bidang perawatan kesehatan. "Kami tidak bisa lagi membiarkan para dokter dan staf medis bertugas memerangi wabah corona tanpa perlindungan yang laik," kata Presiden FNOMCeO, Filippo Anelli seperti dilansir dari situs resmi asosiasi tersebut.

Baca juga : Menkeu: Penanganan Virus Corona Tidak Terhalang Anggaran

Di salah satu rumah sakit di Brescia saja, lebih dari 300 staf medis terpapar virus corona. Filippo menegaskan, tanpa APD yang laik pakai sama saja menjemput kematian. "(Tanpa APD yang laik) seperti pertarungan yang tidak adil," tegasnya.

Di sisi lain, Direktur Unit Penyakit Menular Spedali Civili, Profesor Francesco Castelli mengungkapkan, tekanan psikologis yang tenaga medis terima setelah mengetahui banyak dari sejawatnya yang meninggal akibat corona. "Kami sampai bertanya siapa berikutnya (terinfeksi). Tentu saja ini berpengaruh karena selain kolega, kami juga teman," kata Castelli kepada Sky News, Senin (6/4). 

Salah satu tekanan yang diungkapkan Castelli, pekerja medis khawatir jika tertular ke keluarganya. Dengan demikian tenaga medis di Italia terpaksa mengisolasi di rumah selama satu bulan. "Jika Anda menyatukannya, beban kerja, rasa lelah, capek yang kami alami, tentu ini menguras psikologi kami," tutup Castelli. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.