Dark/Light Mode

Temuan Ilmuwan Inggris

Imbauan Diam Di Rumah Nggak Ngefek Buat Tekan Wabah Corona

Kamis, 7 Mei 2020 21:49 WIB
Suasana saat Denmark kembali membuka sekolah dasarnya. Anak-anak diminta menjaga jarak. Foto: dailymail
Suasana saat Denmark kembali membuka sekolah dasarnya. Anak-anak diminta menjaga jarak. Foto: dailymail

RM.id  Rakyat Merdeka - Studi terbaru menyebut, imbauan diam di rumah tidak efektif dalam memerangi wabah corona. Yang punya efek besar adalah penutupan sekolah dan pelarangan kegiatan yang menghadirkan banyak massa. 

Temuan ini diungkap ilmuwan dari Universitas East Anglia (UEA), Inggris. Karena itu mereka pede menyarankan, langkah pertama yang bisa dilakukan pemerintah Inggris kini adalah melonggarkan aturan diam di rumah dan mengizinkan bisnis seperti restoran kembali dibuka. 

Baca juga : Said Didu Takut Kena Corona

Temuan ini terungkap setelah ilmuwan UEA membandingkan penerapan social distancing di 30 negara Eropa. Dimulai dari kapan wabah corona melanda, sampai dimulainya pembatasan massa, penutupan sekolah, bisnis non esensial, imbauan diam di rumah, dan anjuran pemakaian masker di tiap-tiap negara. Seluruh data ini kemudian dihitung dengan algoritma. 

Hasilnya, salah seorang ilmuwan yang ikut meneliti temuan ini, Dr Julii Brainard menyatakan, mereka menemukan perbedaan mana tindakan yang lebih efektif. “Kami menemukan dua tindakan efektif dan tiga lainnya tidak,” jelas Brainard saat diwawancarai BBC Radio 4 seperti dikutip dailymail, Kamis (7/5). 

Baca juga : MUI Bolehkan Dana Zakat Dipake Buat Tangani Corona

Dua tindakan yang dimaksud Brainard adalah menutup sekolah dan melarang kegiatan yang mendatangkan massa.  Sementara penutupan bisnis non esensial, imbauan diam di rumah dan pemakaian masker dinilai kurang efektif menekan angka penyebaran wabah corona.

“Saya benci mengatakan ini karena saya punya putri yang sudah nggak sabar ingin kembali bersekolah. Tapi ternyata menutup sekolah adalah tindakan paling efektif di masa pandemic ini, diikuti larangan mengumpulkan massa,” jelas Brainard. 

Baca juga : Trump Dianggap Gila Sebut Suntikan Disinfektan Sembuhkan Corona

Namun mereka mewanti-wanti bahwa temuan yang didanai King's College London and Public Health England ini masih bersifat eksperimental. [KRS]

  
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.