Dark/Light Mode

Korban Tewas Tembus 100 Ribu, Trump Gas Longgarkan Lockdown

Kamis, 28 Mei 2020 23:39 WIB
Donald Trump Alex Brandon/Associated Press
Donald Trump Alex Brandon/Associated Press

RM.id  Rakyat Merdeka - Tidak ada yang bisa menggoyahkan keputusan seorang Donald Trump. Ia terus nge-gas agar semua negara bagian segera mencabut kebijakan lockdown saat angka korban meninggal dunia akibat Covid-19 tembus 100 ribu jiwa.

Meski Johns Hopkins University mencatat ada lebih dari 1,6 juta orang terinfeksi virus corona, Trump ingin menggerakkan kembali roda perekonomian. Trump juga lagi-lagi nyalahin China. Menurut taipan real estate itu, China sengaja membiarkan virus SARS-CoV-2 menyebar ke seluruh dunia.

Baca juga : Karyawan BUMN Tetap Libur di Saat Lebaran

Diberitakan Reuters, Trump bahkan sesumbar bahwa jika tidak karena kepemimpinannya, korban tewas di AS bisa 25 kali lebih buruk. Trump juga menyalahkan para gubernur negara bagian yang disebutnya gagal mengidentifikasi ancaman yang ditimbulkan Covid-19.

Padahal, Februari lalu Trump terang-terangan meremehkannya, bahkan membandingkannya dengan flu musiman. Kembali pada Februari itu, Trump mengatakan, AS memiliki virus "di bawah kendali" dan pada April itu bisa "secara ajaib pergi".

Baca juga : Top, Penerimaan Vokasi Industri Tembus 20 Ribu Saat Pandemi

AS telah mengalami kematian paling banyak daripada negara lain. Sementara 1,69 juta dikonfirmasi terinfeksi merupakan 30 persen dari total seluruh dunia. Infeksi Covid-19 di AS pertama kali dilaporkan di negara bagian Washington pada 21 Januari.

Tetapi berdasarkan per kapita, AS peringkat kesembilan dalam angka kematiannya di belakang negara-negara seperti Belgia, Inggris, Prancis dan Irlandia. Angka tersebut hampir sama dengan jumlah prajurit Amerika dan wanita yang terbunuh di Korea, Vietnam, Irak dan Afghanistan selama pertempuran yang berlangsung hingga 44 tahun.

Baca juga : Jumlah Kasus Corona Masih Tinggi, India Nekat Longgarkan Lockdown

Di Amerika Serikat, negara bagian yang mengalami peningkatan kasus stabil adalah North Carolina, Wisconsin, dan Arkansas. Sedangkan jumlah kasus masih tetap tinggi di sejumlah wilayah metropolitan, termasuk Chicago, Los Angeles dan pinggiran kota Washington DC. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.