Dark/Light Mode

Dihajar Covid-19 Gelombang Kedua, Korsel Bersiap Lockdown Lagi

Rabu, 24 Juni 2020 05:21 WIB
JAGA JARAK: Warga Seoul, Korea Selatan, menjaga jarak saat berada di ruang publik. (Foto Associated Press)
JAGA JARAK: Warga Seoul, Korea Selatan, menjaga jarak saat berada di ruang publik. (Foto Associated Press)

RM.id  Rakyat Merdeka - Korea Selatan (Korsel) mengabarkan wilayahnya mengalami gelombaang kedua Covid-19 lebih cepat dari perkiraan. Negeri Ginseng ini pun kembali bersiap menggelar lockdown parsial untuk menekan penyebaran virus ini. 

Korsel merupakan salah satu negara yang menjadi contoh sukses dalam menangani Covid-19. Tapi kini pandemi itu diperkirakan masih akan kembali membayang-bayangi. Penularan baru diakibatkan anak muda yang mendatangi klub malam dan bar.

Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Korea (KCDC) Jung Eun-kyeong mengatakan, gelombang pertama terjadi hingga April. Kemudian pada Mei, klaster kasus-kasus baru bermunculan.

Baca juga : Beri Covid-19 Julukan “Kung Flu”, Trump Ngejek China Lagi

Klaster kasus terbesar di awal gelombang kedua terjadi di klub hiburan malam di Seoul. Lebih dari 100 kasus penularan baru ditemukan di klaster ini. Antara April hingga Mei, kasus terkonfirmasi harian turun dari angka hampir 1.000 kasus menjadi nol selama tiga hari berturut-turut.

Kini pihak berwenang mengatakan, selama 24 jam terakhir, tercatat 17 kasus baru dari tujuh klaster berbeda di gedung perkantoran besar dan area pergudangan. Menurut Jung Eun-kyeong kemunculan kasus penularan baru ini membuatnya berkesimpulan, negaranya sedang mengalami gelombang kedua Covid-19 dan masalah ini diperkirakan akan berlangsung selama berbulan-bulan mendatang.

“Semula kami memperkirakan gelombang kedua akan terjadi pada musim gugur atau musim dingin ketika suhu turun maka virus lebih aktif, dan ke- tika orang lebih banyak tinggal di dalam ruangan tertutup,” jelasnya.

Baca juga : Gugus Tugas: Jangan Kaget Dan Berpatokan Sama Angka

“Perkiraan kami bahwa penularan akan turun selama musim panas ternyata keliru. Selama orang berdekatan satu sama lain, kami yakin penularan akan terus terjadi,” jelasnya dalam jumpa pers pada Senin (22/6) dikutip ABC News, kemarin.

Dikatakannya, sekarang menjadi jelas jika libur nasional yang bersambung dengan akhir pekan pada awal Mei menandai penularan gelombang baru yang berpusat di wilayah Seoul dan sekitarnya walaupun sebelumnya hanya mengalami beberapa kasus saja.

Sementara, kota terbesar kelima di Korea Selatan, Daejeon, kembali memberlakukan pembatasan sosial yang ketat setelah menemukan sejumlah klaster kasus baru. Publik dilarang berkumpul di tempat-tempat umum seperti museum, gedung olahraga dan perpustakaan. Dua puluh dua tempat ibadah milik Gereja Yesus Shincheonji, yang menjadi pusat penyebaran virus pada Februari lalu, juga ditutup.

Baca juga : Gelombang Baru Covid-19 Datang, Beijing Lockdown

Di Seoul, pemerintahan kota juga melakukan persiapan mengantisipasi gelombang kedua. Pembatasan sosial secara ketat, yang mirip-mirip lockdown mungkin akan diberlakukan lagi, jika penularan rata-rata mencapai 30 kasus per hari selama tiga hari mendatang dan tingkat hunian tempat tidur sakit melebihi 70 persen.

Sejauh ini Korsel tidak sampai memberlakukan lockdown secara nasional, namun mengandalkan protokol jaga jarak. Negara itu juga gencar menerapkan strategi pelacakan, penelusuran dan pengetesan untuk memerangi virus.

Sejak kasus pertama Covid-19 dilaporkan di Korsel pada 20 Januari, 280 pasien meninggal dunia akibat virus ini. Total terdapat lebih dari 12 ribu kasus dan diperkirakan masih ada 1.277 kasus aktif di negara itu.[DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.