Dark/Light Mode

Dituding Jadi Sumber Kasus Impor Covid-19

Malaysia Tak Tinggal Diam Hadapi Larangan Terbang Kamboja

Senin, 27 Juli 2020 21:59 WIB
Suasana pagi di pasar Phnom Penh, Kamboja. (Foto AFP)
Suasana pagi di pasar Phnom Penh, Kamboja. (Foto AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kamboja melarang sementara waktu semua penerbangan dari Malaysia dan Indonesia mulai 1 Agustus 2020. Alasannya, kedua negara jiran ini menjadi penular Coronavirus Disease 2019 alias Covid-19 ke negaranya. Namun Malaysia tak tinggal diam atas tudingan itu.

Malaysia akan mengharuskan maskapai melakukan skrining terhadap penumpang yang bertolak dari bandaranya.Termasuk penumpang yang transit.

Menurut Direktur Jenderal Kesehatan, Dr Noor Hisham akan diadakan pembicaraan dengan perusahaan penerbangan mengenai skrining wajib Covid-19.

"Langkah seperti itu dapat memutus rantai transmisi melalui maskapai. Begitu juga bagi yang transit, karena mereka dapat menginfeksi penumpang lain," kata Noor Hisham, dilansir Free Malaysia Today, Senin (27/7).

Baca juga : China Alami Kasus Covid-19 Tertinggi Dalam 3 Bulan

Skrining wajib tersebut diwacanakan setelah Kamboja mengumumkan, mulai 1 Agustus melarang penerbangan dari Malaysia dan Indonesia. Gara-gara, setelah 108 penumpang maskapai yang terbang dari kedua negara itu dites positif untuk Covid-19 pada saat kedatangan.

Dari 108 penumpang, 55 di antaranya penerbangan dari Malaysia. Tapi Noor Hisham mengatakan 55 itu bukan dari Malaysia, tetapi transit untuk bertolak ke Kamboja.

Dilansir dari media Malaysia, The Star, kemarin, Kementerian Kesehatan Kamboja mengatakan, Sabtu (25 /7), Kamboja akan sementara waktu melarang semua penerbangan dari Malaysia dan Indonesia untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Berlaku mulai 1 Agustus.

Kemenkes mengatakan, telah memperhatikan lonjakan jumlah kasus impor Covid-19 selama sepekan terakhir, terutama dari kedua negara. Dari 108 penumpang yang dinyatakan positif Covid-19 yang tiba di Kamboja berasal dari Indonesia dan Malaysia. Tercatat, 55 penumpang dari Malaysia.

Baca juga : Menang di Kasus Pulau H, Pemprov DKI Kini Hadapi Gugatan Pulau F, I dan M

Pada hari yang sama, dilansir Kantor Berita China, Xinhua, Menteri Luar Negeri dan juru bicara Kementerian Kesehatan Or Vandine mengatakan, dari delapan kasus positif terdeteksi pada empat warga Kamboja dan empat warga Indonesia, yang tiba di Phnom Penh, ibu kota Kamboja, pada 23 Juli melalui dua penerbangan yang berbeda.

"Kamboja pada hari Sabtu mengkonfirmasi 23 kasus Covid-19 impor baru, sehingga jumlah total infeksi di negara itu menjadi 225," pernyataan Kemenkes.

Vandine menambahkan, 199 penumpang yang tersisa di dua penerbangan telah ditempatkan di bawah karantina wajib 14 hari di berbagai pusat karantina di ibu kota. Sementara itu, 15 kasus baru lainnya ditemukan pada pria Kamboja, yang kembali pada 19 Juli dari Rusia dan Mesir, dengan penerbangan lanjutan di Malaysia. Dua tes pertama mereka ternyata negatif untuk virus tersebut.

"Sampel dari 15 pria Kamboja diuji untuk ketiga kalinya (oleh Pasteur Institute of Cambodia), dan hasil yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan, mereka positif untuk Covid -19," kata wanita itu.

Baca juga : Tambah Satu, Kasus Positif Covid-19 di Liga Inggris Jadi 19 Orang

Semua pasien baru telah dirawat di berbagai rumah sakit yang ditunjuk untuk perawatan. Sejauh ini, Kamboja mencatat total 225 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, dengan 143 pasien sembuh dan 82 masih dirawat di rumah sakit. [MEL

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.