Dark/Light Mode

Pemilu Nigeria Diwarnai Kekerasan, Puluhan Tewas

Senin, 25 Februari 2019 09:48 WIB
Aparat mengamankan tempat pemungutan suara di Kano, utara Nigeria. (Foto Associated Press)
Aparat mengamankan tempat pemungutan suara di Kano, utara Nigeria. (Foto Associated Press)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemilu di Nigeria diwarnai kekerasan. Tiga puluh Sembilan orang dinyatakan tewas selama pesta demokrasi itu berlangsung. Negara di Afrika Barat itu tengah melakukan penghitungan suara.

Situation Room yang mewakili lebih dari 70 kelompok masyarakat sipil, memaparkan data korban tewas, Ahad (24/2), sehari setelah pemungutan suara. Mereka mengutip data dari konsultasi yang berbasis di Lagos, SBM Intelligence. Pihak berwenang bersiap untuk kemungkinan kerusuhan lebih lanjut, setelah hasil pemilu muncul akhir pekan ini.

Baca juga : Pesawat Bangladesh Dibajak, Tersangka Tewas

Wakil Inspektur Jenderal Polisi, Abdulmajid Ali mengatakan, polisi masih mengumpulkan informasi. Ia tidak dapat memberikan angka tentang korban. Menurutnya, kekerasan paling besar terjadi di negara bagian selatan Rivers dan Akwa Ibom. Kepolisian Nigeria menyatakan, 128 orang telah ditangkap secara nasional karena pelanggaran terkait pemilihan termasuk pembunuhan, pencurian kotak suara dan penipuan suara. Sebanyak 38 senjata, dan cache bahan peledak juga ditemukan.

Situation Room menyebutkan insiden terburuk terjadi di Abonnema di Rivers State, sekitar 14 kilometer barat kota industri minyak utama Port Harcourt. Di sana militer mengatakan tujuh orang tewas dalam tembak-menembak antara geng yang tidak dikenal dan tentara Nigeria.

Baca juga : Jokowi Terima Penghargaan Kemerdekaan Pers

Pemungutan suara kali ini menjadi pemilihan paling ketat sejak berakhirnya pemerintahan militer di Nigeria pada 1999. Pertarungan antara petahana Presiden Muhammadu Buhari (76) mantan penguasa militer menghadapi Atiku Abubakar (72). Pesaing Buhari adalah pengusaha dan mantan wakil presiden yang telah berjanji untuk memperluas peran sektor swasta.

Pemungutan suara diadakan pada hari Sabtu (23/2). Pemungutan suara sempat tertunda. Menyusul pembakaran Kantor Komisi Pemilihan Umum Independen. Mengakibatkan ribuan pembaca kartu pintar elektronik dan kartu pemilih dihancurkan.

Baca juga : Prancis Makin Mencekam

Empat tahun lalu, pemilu Nigeria juga berdarah. Sekitar 100 orang tewas, dilansir International Crisis Group, mengutip Reuters. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.