Dark/Light Mode

Dikerumuni Warga Beirut

Macron Jamin Bantuan Tak Akan Dikorup Elite Lebanon

Kamis, 6 Agustus 2020 20:49 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) mengobrol dengan warga saat di Gemmayzeh yang rusak parah akibat ledakan besar Beirut (Foto AFP)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) mengobrol dengan warga saat di Gemmayzeh yang rusak parah akibat ledakan besar Beirut (Foto AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Prancis Emmanuel Macron disambut kerumunan massa, Kamis (6/8) ketika mengunjungi kawasan yang terdampak ledakan di Beirut. Massa meneriakkan revolusi dan kemarahan terhadap pemerintahan negeri itu yang terkenal korup.

"Tuan Presiden, Anda berdiri di atas Jalan Jendral Gouraud. Dia membebaskan kita dari Kesultanan Utsmaniyah. Bebaskan kami dari otoritas yang ada saat ini," kata seorang pengunjuk rasa yang mengerubunginya.

"Saya bisa melihat emosi di wajah kalian," balas sang presiden. "Kesedihan, rasa sakit... Sebab itu saya ada di sini," kata Macron. 

Baca juga : Mantu Jokowi Vs Petahana, Siapa Akan Jadi Pemenang?

Para pengunjuk rasa yang kemudian meneriakkan yel-yel "revolusi!" dan "rakyat ingin rezim ini jatuh." Dilansir DW, Macron berusaha menenangkan para demonstran yang melampiaskan amarah kepada pemerintah.

"Saya memahami amarah kalian," katanya. "Saya di sini tidak untuk menulis cek kosong bagi pemerintah ini." Amarah penduduk sedang memuncak terhadap faksi-faksi politik di Beirut, termasuk Hizbullah yang didukung Iran dan kini ikut membentuk pemerintahan baru di bawah Perdana Menteri Hassan Diab.

Budaya korupsi yang dinilai sudah akut. Macron tiba di Beirut sembari membawa bantuan internasional. Saat ini sejumlah negara sudah mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa perlengkapan medis dan uang. Sebagian juga mengirim rumah sakit apung ke pelabuhan di Beirut.

Baca juga : Kemendikbud Harap Dengan Bantuan UKT Tak Ada Mahasiswa Putus Kuliah

Lebanon yang sedang didera krisis ekonomi berkepanjangan, membutuhkan lebih dari bantuan internasional untuk memulihkan dan menata ulang kehidupan di negeri tersebut. Namun belum jelas seberapa besar niat negara-negara internasional untuk membantu. Macron berjanji, dana bantuan internasional tidak akan dikorupsi elite.

Macron juga memperingakan, "Lebanon akan terus tenggelam jika reformasi tidak dilakukan."

Ledakan pada Selasa (4/8) petang di dekat pelabuhan Beirut diduga dipicu akibat ledakan di sebuah gudang berisikan bahan peledak amonium nitrat 2.750 ton. Insiden itu menewaskan sekitar 157 orang dan melukai 5.000 lainnya. Dan 300 ribu orang kehilangan tempat tinggal. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.