Dark/Light Mode

Nggak Ada Aturan Bermasker, Sekolah dan Bisnis Tetap Buka

Warga Swedia Hampir Kebal Covid?

Rabu, 12 Agustus 2020 20:42 WIB
Warga Stockholm, Swedia berjalan-jalan di pusat kota tanpa ada yang memakai masker.
Warga Stockholm, Swedia berjalan-jalan di pusat kota tanpa ada yang memakai masker.

RM.id  Rakyat Merdeka - Swedia mengambil pendekatan berbeda dari seluruh dunia menghadapi pandemi Covid-19. Tak ada lockdown dan aturan bermasker. Sekolah dan bisnis tetap buka. 

Ini mengakibatkan angka kematian akibat corona di negeri ini salah satu tertinggi di dunia. Pertanyaannya, kenapa Swedia bisa nekat seperti ini?

Langkah berbeda ini diambil berdasarkan saran epidemologis terkemuka negeri itu, Anders Tegnell. Langkah Tegnell ini tadinya banyak dikritik seluruh dunia sebagai mengorbankan nyawa masyarakat. 

Kini, Swedia mulai merasakan manfaat dari saran Tegnell. Angka penderita corona di negeri ini terus turun. Beberapa ahli kesehatan bahkan menyebut, warga Stockholm, Ibu Kota Swedia, nyaris kebal dengan virus corona.  Angka kematian, kasus baru dan jumlah pasien di ruang IGD telah jauh berkurang. 

Baca juga : WHO Puji Arab Saudi

Ini kontras dengan yang terjadi di negara tetangga seperti Denmark, Finlandia, Norwegia, begitu juga Jerman, Prancis, Spanyol dan Inggris. Negara-negara ini tengah sibuk menghadapi lonjakan kasus baru. 

Sementara data terakhir menyebutkan, dampak wabah corona terhadap ekonomi Swedia jauh lebih kecil dibanding negara-negara lain.
  
Kepada wartawan, Tegnell mengatakan, sama seperti para ahli yang lain, dia tak tahu harus melakukan apa saat wabah ini mulai sampai di Eropa. 
Namun, kata Tegnell, dia hanya mencari pendekatan berkelanjutan dalam melawan corona yang akan didukung public. Cara itu adalah tetap membuat negeri ini berfungsi senormal mungkin. 

“Kami tahu dampak negatif menutup sekolah seperti apa. Jadi kami tidak melakukan itu,” terangnya. 

Langkah lain yang dilakukan Swedia adalah mengizinkan bisnis tetap buka dan masyarakat untuk tetap bersosialisasi. Orang berkumpul lebih dari 50 orang dilarang. Tapi tukang cukur, café, gyms, restoran, tempat berbelanja dan sekolah untuk anak-anak di bawah 16 tahun tetap dibuka. 

Baca juga : Bamusi Bagikan Ribuan Paket Bansos Kemensos untuk Warga Terdampak Covid-19

“Kami tahu kontak sosial sedikit berbahaya di masa seperti ini. Tapi hal ini sangat penting untuk kesehatan secara menyeluruh. Penting untuk menjaga keseimbangan antara menghentikan wabah dan tetap membuat orang sehat,” imbuh Tegnell.

Terbukti, sejauh ini kebijakan Swedia sukses. Hingga Rabu (12/8), total kasus di negeri ini mencapai 83,455, dengan jumlah kematian 5,774. Dan yang terpenting, tidak ada kasus baru yang tercatat di hari ini. 

Bandingkan dengan Jerman pada saat yang sama mencatat total kasus 219, 581 dengan 9,268 kematian. Sementara kasus baru di Jerman bertambah 51. [KRS]

 

Baca juga : Gandeng Yayasan BUMN, Pegawai BNI Serahkan 10 Miliar Untuk Warga Terdampak Covid–19


  


 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.